Jumat, 26 Agustus 2011

Qadhafi Melawan dari Dalam Bunker

ACEH MINUTES] Tripoli, Pemimpin Libya, Muammar Qadhafi, 69 tahun, diyakini bersembunyi di salah satu bunker di antara puluhan terowongan bawah tanah yang merambat di sekujur Tripoli. Ia melancarkan perlawanan menghadapi pasukan pemberontak dari persembunyiannya itu.

Jaringan terowongan pelarian Qadhafi itu terungkap setelah kompleks kediamannya di Bab al-Aziziyah dibombardir 64 serangan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Pasukan pemberontak kemudian menjarah isi rumah sang kolonel dan menemukan terowongan bawah tanah yang terhubung ke berbagai bangunan di Tripoli, bandara, hingga pangkalan militer.

Salah satu terowongan diketahui berujung di Hotel Rixos, yang berjarak 1,5 kilometer dari Bab al-Aziziyah. Di hotel ini, putra Qadhafi, Saif al-Islam, dua hari lalu muncul di hadapan wartawan, membantah kabar telah ditangkap. Terowongan lain mengarah ke pantai dan ke Bandara Mitiga, yang berjarak 7 kilometer.

Dari ujung terowongan tersebut, kolonel yang telah memimpin Libya selama 42 tahun itu bisa meninggalkan Tripoli. Ia selanjutnya dengan mudah menuju Sirte, kota kelahirannya, 500 kilometer timur Tripoli. Di sini Qadhafi dikabarkan masih menyimpan 200 rudal Scud. Ia bisa pula menuju selatan, bersembunyi di bunker anti-nuklir yang ia bangun di kota leluhurnya, Sabha, pada 1980-an. Dari sana, ia tinggal terbang ke negara tetangga, Chad.

Namun Qadhafi membantah kabar telah keluar dari Tripoli. Kepada Kirsan Ilyumzhinov, Ketua Federasi Catur Rusia yang pernah mengunjunginya, Qadhafi mengatakan melalui telepon, "Aku hidup dan sehat. Aku tak berniat meninggalkan Tripoli."

Dalam pidato radio kemarin, ia menyatakan sengaja melakukan gerak mundur dari Bab al-Aziziyah. "Saya telah mengunjungi sejumlah tempat di Tripoli secara rahasia, tanpa terlihat orang-orang, dan saya tak merasa Tripoli dalam bahaya."

Juru bicara Qadhafi, Mussa Ibrahim, kepada stasiun televisi Al-Urubah mengatakan 6.000 relawan pendukung Qadhafi telah tiba di Tripoli. Para penembak jitu yang bersembunyi di gedung-gedung tinggi juga masih mengancam. Qadhafi juga masih menyimpan senjata kimia.

Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, menyebut hari-hari mendatang sebagai "hari-hari sulit dan berbahaya". "Ada banyak senjata di luar sana, ada ribuan tentara bayaran yang siap mendukung rezim," katanya.

Namun oposisi, yang mengklaim telah menguasai Tripoli, optimistis bisa menemukan Qadhafi. "Kami percaya ia masih di Tripoli atau dekat Tripoli," kata Guma el-Gamaty, juru bicara Dewan Transisi NasionalSumber tempo interaktif.com