Jumat, 12 Agustus 2011

Solidaritas Wartawan Bogor Demo Anti Kekerasan

BOGOR-Puluhan wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik yang tergabung dalam Solidaritas Wartawan Anti Kekerasan (SOWAK) menggelar demo di halaman Balaikota Bogor, Jumat siang, 12 Agustus 2011. 

Unjuk rasa merupakan protes atas terjadinya dugaan penyekapan dan intimidasi kepada Eka Rachmawati, wartawati media lokal di Bogor oleh seorang pengusaha hotel. Dalam aksinya, para jurnalis membentangkan poster bertuliskan "Stop Kekerasan Terhadap Jurnalis".

Selain berorasi mengecam intimidasi tersebut, awak media pun mengumpulkan penunjang tugas wartawan, seperti id card, alat perekam dan kamera. Usai menyampaikan sikap, para jurnalis diterima Asisten Sosial dan Kemasyarakatan Pemerintah Kota Bogor, Edgar Suratman.

Menurut Mery, wartawan Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor, kasus intimidasi dan penyanderaan yang dialami Eka dan sebelumnya penganiayaan reporter Tempo TV di Rumpin, tidak bisa dibiarkan. "Para pelakunya harus diproses secara hukum. Kerja wartawan diatur undang-undang."

Sementara itu, Edgar Suratman juga mengecam kekerasan terhadap wartawan. Sebab, hal tersebut sama artinya mengekang kebebasan pers dalam menggali dan menyiarkan informasi. Karena itu, dia sepakat agar pelakunya diproses secara hukum.

Hal senada dikemukakan Kepala Kepolisian Resor Bogor Kota, Ajun Komisaris Besar Hilman. Menurutnya, narasumber seharusnya menggunakan haknya sebagaimana diatur Undang-undang Pers, seperti hak jawab dan hak sanggah.

"Untuk dugaan penyekapan dan ancaman kekerasannya kita proses. Jika memenuhi unsur, tentu bisa dijemput paksa," kata Hilman melalui pesan singkatnya.

Sebelumnya, Eka Rachmawati, wartawati koran lokal di Bogor dijemput secara paksa oleh pemilik sebuah hotel dari kantor redaksinya di Jalan Atna Wijaya, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Selasa, 9 Agustus 2011.
sumber: Tempointeraktif

Inilah Taktik Petugas Membawa Pulang Nazaruddin

BOGOTA - Keinginan Muhammad Nazaruddin agar dirinya diperiksa di Bogota, Kolombia, ditolak oleh otoritas pemerintah setempat. Ia dideportasi dan diserahkan kepada pemerintah Indonesia yang telah mengirim tim penjemput sejak beberapa hari lalu.

Permintaan Nazaruddin untuk mendapatkan perlindungan politik dalam status "political asylum" juga ditolak oleh pemerintah Kolombia. Menurut Wakil Duta Besar RI di Bogota, Made Subagia, penolakan itu dilakukan karena pemerintah setempat tak ingin direpotkan oleh masalah kriminal seperti kasus Nazaruddin. "Kolombia sudah sering menghadapi kasus seperti ini," katanya saat ditemui Tempo di kantornya, Kamis petang tadi waktu setempat atau Jumat, 12 Agustus 2011 pagi tadi.

"Mereka tak mau hubungan baik yang sudah terjalin selama ini dengan Indonesia terganggu oleh hal-hal semacam ini," ia menambahkan. "Lagipula, kasus Nazaruddin itu adalah pidana murni. Tak ada hak politik apa pun dari yang bersangkutan yang terancam atau dilanggar selama ini."

Upaya tim pengacara Nazar di bawah koordinasi O.C. Kaligis untuk memperoleh akses perlindungan hukum juga tak bisa dilakukan maksimal. Bahkan, sejak ditangkap di Cartagena pada 6 Agustus malam lalu, Nazar tak pernah diberi kesempatan untuk didampingi pengacaranya dalam proses pemeriksaan di Imigirasi dan kepolisian setempat. "Itu semata-mata karena aturan dan protokol pemerintah Kolombia," kata Made. "Mereka minta ada kelengkapan surat kuasa dan sebagainya."

Melalui Kaligis, Nazaruddin juga berusaha menyewa pengacara lokal dari kantor De La Espriella di Bogota D.C, yaitu pengacara Abelardo De La Espriella. Bahkan, ia sudah berhasil mendapatkan surat kuasa yang ditulis dalam bahasa Spanyol dan diteken Nazaruddin plus cap jempolnya. Namun, hanya selang beberapa jam setelah surat itu dilengkapi, pukul 17.15 waktu setempat, Nazaruddin keburu dibawa terbang dengan pesawat khusus yang disewa untuk dipulangkan ke Indonesia.
sumber: Tempointeraktif.com

Algojo penumpas PKI yang Meringkuk Dalam Pasungan 38 Tahun

TULUNGAGUNG - Pada era sejarah kelam G30 S PKI, Supardi alias Adi (66), seorang tokoh masyarakat yang disegani. Adi dikenal sebagai algojo penumpas yang tegas. Pasca sejarah, ia mengalami goncangan jiwa. Tabiatnya yang dianggap berbahaya yang membuatnya terpaksa meringkuk di dalam pasungan selama 38 tahun.

Kata Kusnoto (46), sahabatnya, Adi, tidak semata-mata mengidap penyakit Malaria. Bukan karena virus gigitan nyamuk anopheles yang membuatnya menjadi beringas. Kontaminasi virus yang dibawa darah untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh tentu tidak akan membuat warga Desa Podorejo, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, itu seperti kehilangan akal.

Adi mudah mengamuk. Sosok yang dulunya dikenal sebagai pemimpin sebuah organisasi masyarakat yang disegani itu seperti putus kendali. Tak jelas apa yang menjadi gerundelan hatinya, setiap meradang siapapun bisa menjadi tumpahan murkanya.

"Karena badannya yang tinggi besar dan dikhawatirkan membahayakan orang lain, kerabat dan teman memutuskan untuk dipasung," tuturnya kepada wartawan.

Adi kini berada di sebuah gubuk kecil. "Rumah barunya" itu� tak jauh di belakang rumah yang ditempati keluarganya. Bangunan itu hanya berupa empat tiang kayu, dengan selembar terpal yang sudah menutupinya. Terpal yang berfungsi sebagai atap pelindung panas dan hujan itu terlihat begitu usang.

Beberapa bagian di antaranya bahkan sudah sobek, berkibar-kibar setiap kali angin berhembus. Pihak keluarga sengaja menempatkan Adi di sana. Sengaja disembunyikan agar orang lain yang bertandang tidak mudah mengetahuinya. "Tentunya penyakit seperti ini ini sama dengan aib, "terang Kusnoto.

Kondisi Adi lebih tepat disebut tragis daripada memprihatinkan. Tragis, karena sebagai salah satu tokoh yang pernah� memimpin penumpasan� pemberontakan G 30 S PKI 1965, Adi kini� tak ubahnya seorang pesakitan. Sebuah rantai besi membelenggu pergelangan sebelah kakinya kuat-kuat. Begitu eratnya ikatan sampai-sampai bentuk rantai membekas merah di permukaan kulit.

Sementara ujung rantai yang lain terikat tak kalah lekat pada pasak besi yang tertanam di lantai gubuk. Panjang rantai sebesar ibu jari itu sekitar 5 meter. Praktis gerak hidup Adi hanya sebatas panjang rantai tersebut. Meski dalam keadaan terbelenggu, dia masih bisa merebus air untuk membuat kopi bagi dirinya sendiri. "Sebelumnya ia sempat juga dipasung. Namun karena pasung itu membuatnya rebah tak berdaya maka� diganti dengan rantai besi, "terang Kusnoto yang juga tetangga Adi.

Perubahan pada jiwa Adi terjadi paska tragedi kemanusiaan Gestapu. Usai menjalankan tugas sebagai algojo pelenyap� kehidupan orang-orang yang dianggap sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI), Adi merantau ke Palembang Sumatera Selatan. Bersama beberapa rekan yang juga berasal dari satu desa, ia membuka hutan.

Hampir seluruh pepohonan yang berada pada jarak pandangnya ia tebangi. Ia bersihkan semak, onak dan duri yang dianggap menghalangi. Adi tengah menyiapkan lahan yang luas untuk� perkebunan kopi. Rencananya ia akan menetap disana sebagai pengusaha kopi. "7 tahun kami hidup bersama di Palembang, "paparnya.

Gejala aneh mulai terlihat ketika Adi mengeluh jika dirinya selalu diikuti bulan. Kemanapun dia pergi, satelit bumi itu selalu mengikuti langkahnya. "Itu yang membuatnya gelisah dan selalu mondar mandir setiap malam. Katanya dia tengah menghindari bulan yang terus mengikutinya, "terang Kusnoto.

Pada saat bersamaan malaria tropis menyerang. Selain Adi,� dua orang rekannya yang ikut membabat hutan juga menderita penyakit yang sama. Satu orang meninggal dunia, dan satu orang lainya tidak diketahui rimbanya. Namun sebelum hilang, warga Desa Podorejo ini juga dianggap tidak waras.

Menurut Mansyur, keponakan Adi, pamanya langsung dibawa pulang ke kampung halaman, begitu mendengar� mengalami sakit di tanah perantauan. "Dibawa pulang sekitar tahun 1973. Pada saat pertama, emosinya tidak terkendali. Selain ngoceh sendiri, masih sering mengamuk, "ujarnya.

Hingga saat ini, praktis sudah 38 tahun Adi hidup dalam pasungan. Kondisi ekonomi yang terbatas yang membuat keluarga tidak mampu menempuh cara-cara medis. "Karenanya yang kita butuhkan hanya uluran tangan dari pemerintah, "pungkasnya.

Informasi yang dihimpun, di wilayah Kabupaten Tulungagung sendiri sedikitnya ada enam kasus pemasungan karena alasan sakit jiwa. Di antaranya seorang warga Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat. Kemudian dua orang warga Desa Panggungkalak, Kecamatan Pucanglaban, dan� dua kakak beradik warga Desa Bendilwungu, Kecamatan Sumbergempol.

Kepala Seksi Sosial, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tulungagung, Amir Bhakti mengatakan, dari sebagian besar kasus yang ada rata-rata ditemukan dalam keadaan yang sudah� sangat parah.

"Keluarga sudah berusaha melakukan upaya pengobatan, namun karena tidak membawa hasil, pilihanya dipasung dengan tujuan tidak membahayakan keluarga dan lingkungan," ujarnya.

Dalam hal ini menurut Amir, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, mengingat secara medis mereka sulit untuk disembuhkan. "Artinya kami pun juga tidak bisa membantu memberikan penanganan secara maksimal," pungkasnya.
Sumber okezone.com

Jet Tempur TNI Bakal Akrobat Di Istana

JAKARTA� Sejumlah pesawat tempur TNI AU disiapkan di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma sejak Jumat (12/8/2011) untuk memeriahkan upacara HUT Ke-66 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pesawat-pesawat tempur tersebut akan melakukan terbang lintas (fly pass) di atas Istana Negara pada peringatan Proklamasi 17 Agustus mendatang.

Dalam keterangan pers Lanud Halim PK disebutkan, satu flight (empat unit) F-16 Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi, Madiun, dan satu flight jet tempur Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanudin, Makassar, yang masing-masing di bawah kendali Komandan Skadron 3 Letkol (Pnb) Ian Fuadi dan Komandan Skadron 11 Letkol (Pnb) M. Untung Suropati tiba di Halim PK Jumat siang.

Total disiapkan delapan pesawat tempur untuk memeriahkan HUT Ke-66 Proklamasi Kemerdekaan RI.

Kepala Penerangan Lanud Halim PK Mayor (Sus) Gerardus Maliti yang dihubungi mengatakan, para penerbang berlatih untuk menampilkan fly pass di Istana Negara.

"Ada atraksi akrobatik dari para penerbang tempur kita. Mereka terus berlatih untuk tampil pada peringatan Proklamasi," kata Maliti.

Adapun pesawat tempur Sukhoi memiliki keistimewaan sebagai satu-satunya jet tempur yang mampu melakukan manuver Kobra. Manuver tersebut meniru gerakan kepala ular kobra yang berdiri tegak, memagut, lalu turun.
Sumber Kompas.com

Iran Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke London

TEHERAN - Komandan militer Basij di Iran Mohammad Reza Naghdi menyatakan, Batalyon Ashura dan Al Zahar siap dikirim ke London sebagai pasukan perdamaian untuk menciptakan ketenangan di kota tersebut.

"Banyak kekecewaan atas perlakuan brutal dan kriminal dari Kerajaan Inggris yang zalim," ujar Naghdi, seperti dikutip IRNA, Jumat (12/8/2011).

Di mata Iran, polisi Inggris tidak dapat menyelidiki pelaku dan menangkap siapa pun yang mereka anggap sebagai aktor kunci kerusuhan, meskipun sekira 1,6 juta kamera CCTV yang tersebar diInggris.

Bila PBB meratifikasi pengiriman batalyon dari Iran sebagai pasukan perdamaian, pasukan ini siap dikirim sebagai pembela HAM di Inggris yang akan ditempatkan di Kota London, Liverpool, dan Birmingham.

Naghdi juga menambahkan, sejarah Kerajaan Inggris penuh dengan peristiwa kejahatan seperti kolonialisme, agresi militer, pembantaian dan tindakan jahat lainnya yang menyebabkan tewasnya jutaan warga.

Presiden Iran sebelumnya juga sudah melontarkan kecaman terhadap tragedi di Inggris ini. PBB juga didesak untuk turun tangan dalam kasus kerusuhan yang disebabkan oleh penembakan warga kulit hitam Inggris ini.

Libya pun ikut berkomentar dalam kerusuhan Inggris. Pemimpin Libya Moammar Khadafi bahkan menyarankan Perdana Menteri Inggris agar turun dari jabatannya karena dirinya dianggap tidak pantas lagi mengurus warganya
Sumber : Okezone.com

118 aparat Polresta jaga Kamtibmas

BANDA ACEH - Sebanyak 118 personel Polresta Banda Aceh dikerahkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri. Polisi mulai siaga menjelang buka puasa hingga usai shalat tarawih.

Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Armensyah Thay didampingi Kabag Ops Kompol W Eko Sulistyo, kemarin menyebutkan anggota diditempatkan di lokasi-lokasi strategis, seperti di persimpangan dan masjid-masjid yang ramai dikunjungi jemaah.

“Dari patroli yang sudah dilakukan selama ini, kami temukan beberapa petasan dan dua krat minuman keras. Barang-barang itu sudah kami sita dan pemiliknya kami minta tak mengulangi perbuatannya,” kata Eko.

Program kemitraan
Sementara itu, Polres Sabang komit memaksimalkan program Polisi Saweu Sikula dan Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM), untuk membahas cara-cara pencegahan kriminal dengan melibatkan masyarakat.

Komitmen itu tertuang dalam MoU FKPM dan Polisi Saweu Sikula, antara sejumlah instansi pemerintah dan OKP, di Aula Polres Sabang, Rabu (10/8). Acara yang didukung IOM ini dihadiri Wali Kota Sabang H Munawar Liza Zainal, Kapolres AKBP Sigit Kusmarjoko, unsur Muspida lainnya, dan Project Asisstant IOM, Astoni.

Sumber:Waspada online

Wanita Hamil Bom Bunuh Diri

PESHAWAR - Seorang wanita berburqa dan sedang hamil meledakkan bom bunuh diri di kantor polisi pada Kamis (11/8) pagi, sedikitnya lima orang tewas dalam dua serangan kembar. Kelompok militan yang terkait dengan jaringan Al-Qaeda terus berupaya menentang pemerintahan Pakistan yang pro-Barat sejak 2007.

Kelompok itu menargetkan polisi, pejabat pemerintahan dan warga asing. Sampai sejauh ini, konflik di Pakistan telah menewaskan 35.000 orang dan makin mengkhawatirkan stabilitas negeri yang memiliki senjata nuklir itu. Dilaporkan, dalam serangan pertama, satu bom dengan remote control meledak di pintu gerbang Lahori, saat truk bermuatan polisi mulai bekerja.

Empat pejabat polisi dan seorang laki-laki pejalan kaki tewas dan 22 lainnya terluka. Satu jam kemudian, dua wanita mendekati kantor polisi dan salah satunya melemparkan granat, kemudian meledakkan dirinya, kata Shafqat Malik, seorang pejabat polisi dair unit penjinak bom. Dia menyebutkan, wanita itu berusia 16 sampai 17 tahun.

“Saya duga, wanita muda itu sedang hamil saat berjalan dengan wanita lain. Saat saya mencoba mendorong dia pergi, tiba-tiba ledakan bom terjadi,” ujar polisi Himayat Ullah, yang terluka dalam serangan itu. Dilaporkan, dalam empat tahun terakhir, serangan Pakistan terbesar terjadi dalam dua bulan terakhir ini.

Sebagian besar militan bermarkas di baratlaut Pakistan, dekat perbatasan Afghanistan dan Peshawar, kota terbesar di wilayah itu yang kerap diserang. Taktik yang digunakan militan terus berubah, seperti mengerahkan wanita pembom bunuh diri.

Pada Juni 2011, militan mengirim sepasang suami-istri untuk meledakkan kantor polisi di baratlaut Peshawa, sedikitnya 10 orang. Akhir tahun lalu, seorang wanita pelaku bom bunuh diri menyerang kantor penyaluran bantuan makanan, WFP, menewaskan 45 orang.(ap/muh)

sumber serambi news.com

Koalisi NGO: Pemerintah Aceh Terkesan Abaikan Korban Konflik

BANDA ACEH - Koalisi NOG HAM menilai Pemerintah Aceh, termasuk DPR Aceh, tidak punya kemauan politik (political will) menyelesaikan berbagai persoalan korban konflik di Aceh. Buktinya, hingga usia enam tahun MoU Helsinki, DPRA tidak melakukan langkah-langkah kongret untuk mempercepat terwujudnya tiga lembaga yang diamanatkan MoU, yakni pengadilan HAM, komisi kebenaran dan rekonsilasi (KKR), dan komisi klaim bersama.

“Pemerintah Aceh maupun DPRA sama saja. Kedua lembaga ini tidak punya political will untuk menyelesaikan persoalan para korban konflik,” kata Koordinator NGO HAM, Evi Narti Zain kepada Serambi, Kamis (11/8).  

DPRA juga dituding telah melakukan pembohongan publik kepada warga korban konflik yang Desember lalu melakukan unjuk rasa ke DPRA.  Dalam pertemuan dengan para korban, DPRA berjanji akan membahas draf KKR pada Juni. Namun hingga sekrang janji tersebut tidak pernah terwujud. “Mereka tidak fight dengan hal-hal seperti ini. Mereka lebih fight pada isu-isu pilkada, isu kekuasaan,” tegas Evi. 

Dalam UUPA, kata Evi, jelas disebutkan bahwa Pengadilan HAM, KKR, dan Komisi Klaim Bersama, dibentuk satu tahun setelah UUPA diundangkan. Namun hingga enam tahun usia MoU, ketiga lembaga tersebut tidak pernah terwujud pembentukannya. 

Evi menegakan, apa yang terlihat saat ini menunjukkan pemerintah Aceh tidak penduli pada reparasi (pemulihan) hak-hak korban konflik di Aceh, yang seharusnya menjadi konsen pemerintah Aceh pascadamai. 

“Kalau masih ada persoalan dengan persoalan hukum, seperti dalam hal pembentukan KKR, sebenarnya itu dapat dilakukan jika pemerintah punya political will. Tapi sekarang kemauan politik itu yang tidak ada. Kredibilitas pemerintah Aceh itu sudah tidak ada apa-apanya lagi di mata para korban,” jelasnya. 

Menurut Evi, momen peringatan MoU Helsinki sebagai hari perdamaian Aceh tidak akan ada artinya, jika tidak menyentuh subtansi. “Momen 15 Agustus itu penting. Tapi tidak jadi penting karena tidak menyentuh subtasinya,” tegasnya.(sar)

Sumber Serambinews.com

Rossi Teratas, Stoner-Pedrosa Mengancam


Duo pebalap Repsol Honda, Casey Stoner dan Dani Pedrosa, menorehkan nama mereka dalam daftar 10 pebalap dengan rekor podium terbanyak sepanjang masa di ajang MotoGP. Hasil yang diraih pada seri terakhir di Laguna Seca, Amerika Serikat, membuat mereka saat ini tercatat sudah 52 kali naik podium kelas premier.
Dalam balapan yang menjadi seri terakhir putaran pertama MotoGP 2011 tersebut, Stoner menjadi pemenang. Sementara itu, Pedrosa, yang sempat memimpin jalannya lomba sebelum dilibas Stoner dan pebalap Yamaha, Jorge Lorenzo, harus puas finis di posisi tiga.
Meskipun demikian, hasil tersebut sudah cukup bagus bagi Pedrosa, karena dia (dan Stoner), bisa menyejajarkan dirinya dengan pebalap legendaris yang merupakan juara dunia 1987, Wayne Gardner. Kini, mereka bertiga berada di peringkat delapan dengan raihan podium yang sama, 52 kali.
Akan tetapi, Stoner dan Pedrosa masih perlu usaha lebih keras lagi jika ingin berada di posisi teratas, yang kini dihuni pebalap Ducati, Valentino Rossi. Pasalnya, juara dunia tujuh kali MotoGP tersebut sudah 139 kali naik podium, meskipun pada musim ini dia benar-benar terpuruk. Stoner dan Pedrosa masih terpaut 87.
Nah, melihat performa Honda yang sangat ciamik sejak awal musim 2011 ini, bukan mustahil bagi Stoner dan Pedrosa untuk terus menambah jumlah podiumnya. Jika pada akhir pekan ini di Brno, Republik Ceko, mereka bisa naik podium lagi, maka dua pebalap tersebut semakin mendekati rekor Max Biaggi (58), yang berada di urutan enam. Mereka juga akan terus menjadi ancaman dalam urusan rekor jumlah podium.
Saat ini Stoner sedang memimpin klasemen sementara dengan total 193 poin, dan paling berpeluang menjadi juara dunia. Sedangkan Pedrosa ada di urutan empat, terpaut 83 poin. Bagaimana dengan Rossi? Performa buruk Ducati membuatnya sulit bersaing di posisi atas sehingga mantan pebalap Honda dan Yamaha ini harus puas berada di urutan lima dengan koleksi 108 poin.
- Daftar peraih podium terbanyak di kelas premier:
1. Valentino Rossi 139
2. Mick Doohan 95
3. Giacomo Agostini 88
4. Eddie Lawson 78
5. Wayne Rainey 64
6. Max Biaggi 58
7. Randy Mamola 54
= 8. Casey Stoner 52
= 8. Wayne Gardner 52
= 8. Dani Pedrosa 52
sumber kompas.com

Polisi Perampok dan Pembunuh Karyawati BRI Dibekuk

Medan: Tim Reserse Polresta Medan, Sumatra Utara, menangkap empat pelaku pembunuhan karyawati Bank Republik Indonesia (BRI). Para pelaku merupakan dua pasang suami istri. Satu di antaranya polisi berpangkat brigadir dan bernama Erwin Panjaitan.

Polisi menangkap keempat pelaku di dua lokasi terpisah. Erwin dan istrinya ditangkap di kawasan Medan Marelan. Ia berusaha melawan. Namun aksinya itu dilumpuhkan empat butir peluru yang bersarang di kedua kakinya. Ia pun menjalani perawatan di RS Bhayangkara Medan.

Sedangkan istrinya, Ria Hutabarat, digelandang ke Polresta Medan. Begitu pula dua pelaku lainnya yakni Herman alias Embot serta Eva. Herman dan istrinya itu dibekuk di kawasan Sri Gunting.

Embot mengaku sebagai tetangga korban. Ia menceritakan hanya berniat merampok korban. Saat kejadian, Erwin bertugas merazia korban. Embot menjadi petugas Dinas Perhubungan. Sedangkan kedua istri berperan sebagai polisi wanita.

Namun belakangan korban menghubungi temannya yang juga anggota Polri mengenai razia tersebut. Untuk menghilangkan jejak, keempat pelaku membunuh korban.

Modus serupa pun pernah dilakukan pelaku kepada ketua sebuah organisasi masyarakat di Medan. Pelaku menyekap dan menguras habis harta korban. (M Harizal/RRN)
Sumber Metrotvnews.com

Jeda tahapan Pilkada Aceh sudah tepat

BANDA ACEH - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, menyatakan, penghentian sementara berbagai tahapan pemilihan kepala daerah di Provinsi Aceh sudah tepat sebagai upaya mendinginkan suhu politik di daerah itu.

 "Jeda tahapan pilkada yang dilakukan KIP Aceh berdasarkan kesepakatan pimpinan daerah, partai politik dan elemen sipil masyarakat Aceh sudah cukup bagus dalam menghadapi bulan suci Ramadhan 1432 Hijriah," katanya di sela-sela menghadiri konsolidasi PKS di Banda Aceh, Kamis.

Dikatakannya, puasa Ramadhan merupakan momentum untuk menciptakan suasana politik di Aceh penuh kedamaian tanpa adanya perbedaan pendapat terhadap pelaksanaan pemilihan pimpinan daerah itu.

Pemilihan gubernur/wakil gubernur dan bupati/wakil bupati serta wali kota/wakil wali kota akan berlangsung serentak di 17 kabupaten/kota di provinsi paling ujung barat Indonesia itu pada 2011.

"Biarkan jeda pilkada berlangsung penuh kedamaian dan akan dilanjutkan kembali setelah bulan suci Ramadhan," kata Anis yang juga Wakil ketua DPR. KIP Provinsi Aceh memutuskan untuk menghentikan semua tahapan pemilihan kepala daerah terhitung 5 Agustus sampai 5 September 2011.

Dalam kunjungan ke provinsi berpenduduk 4,6 juta jiwa itu, Anis yang didampingi sejumlah politisi partai tersebut, yakni Nasir Djamil, Raihan Iskandar dan Gufran Zainal Abidin menghadiri buka puasa bersama dengan unsur muspida, tokoh masyarakat dan kader parti tersebut.

Humas PKS Aceh, Azmi Fajri Usman, menambahkan, kunjungan Sekjen DPP PKS tersebut juga sebagai upaya memperkuat para kader partai dalam menghadapi pilkada dan Pemilu 2014.

Sumber : waspada Online

Pramono Anung Nilai Sewa Pesawat Rp 4 M Pengistimewaan Nazaruddin

Jakarta - Nazaruddin diterbangkan dari Bogota, Kolombia ke Jakarta dengan menggunakan pesawat sewa seharga RP 4 miliar. Dengan angka sebesar itu, Nazaruddin dinilai mendapat keistimewaan.

"Menurut saya dia mendapatkan privilege (keistimewaan) untuk itu," ujar Wakil Ketua DPR, Pramono Anung kepada detikcom, Jumat (12/8/2011).

Meski demikian Pram, sapaan akrabnya, tak mempermasalahkan pemulangan Nazaruddin dengan menggunakan pesawat sewaan. Baginya, yang paling penting adalah proses hukum terhadap tersangka kasus wisma atlet ini bisa segera berjalan.

"Yang penting begitu sampai dia langsung diserahkan ke KPK agar segera mempertanggungjawabkan perbuatannya," ujar politikus PDI Perjuangan ini.

Untuk memulangkan Nazaruddin dari Kolombia, pemerintah menyewa pesawat carter. Pemilik pesawat mematok angka Rp 4 miliar. Menko Polhukam, Djoko Suyanto mengaku tak tahu menahu soal hal ini. Menurutnya, persolan teknis seperti itu diserahkan langsung kepada tim.

"Teknis itu terserah pada tim yang ada di lapangan. Saya kan nggak tahu harga carter pesawat di sana gimana. Itu kan di sana bukan di sini," ujar Djoko Suyanto di Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (11/8).

Kini Nazaruddin tengah terbang dengan pesawat tersebut. Ia diterbangkan dari Bogota ke Jakarta pagi ini.

"Nazaruddin sudah diterbangkan tadi pukul 17.10 (waktu Bogota)," kata Kepala Konsuler KBRI Bogota, I Made Subagia, saat dihubungi secara terpisah.(adi/gah) 

Sumber Detik.com

Di Takengon, Pemuda Gangguan Jiwa Dipidanakan


Takengon : seorang warga kampung Pepayungen Angkup  Kecamatan Silih Nara dengan inisial PT (24 tahun), kemarin Rabu (10/8/2011), menjalani Sidang kasus tindak pidana perusakan fasilitas Sekolah Luar Biasa (SLB) Angkup tanggal 22 Januari 2011. Pemuda tersebut mengalami ganguan psikologi (kejiwaan), dan dalam persidangan didampingi oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh Pos Takengon.
Berdasarkan dakwaan JPU, terdakwa dianggap merusak perabot kelengkapan sekolah seperti meja, kursi dan lemari yang kerugiannya ditaksir sebesar Rp 9 juta.
Perbuatan perusakan oleh terdakwa, awalnya dipicu persoalan karena ibu kandung terdakwa yang merupakan tenaga honorer di sekolah tersebut, tercatat setiap bulannya menerima gaji dari pengelola sekolah. Namun, sejak setahun lebih gaji tidak pernah diterima ibu terdakwa, sehingga terdakwa selaku anak kandungnya timbul kecewa dan melakukan tindakan perusakan, jelas Ainul Yaqin mengutip dakwaan Jaksa Penutut Umum (JPU).
”Sebagai kuasa hukum terdakwa, kami sangat prihatin dengan perkara ini, karena terdakwa jelas mengantongi surat keterangan dari Rumah Sakit Umum (RSU) Datu Beru Takengen, yang disebutkan bahwa terdakwa sedang menjalani pengobatan di poli psikiatri karena ada tanda-tanda gangguan penyakit psikologis bila mendapat banyak beban pikiran”,  jelas Ainul.
Menurut Moch. Ainul Yaqin, S.HI dari LBH Pos Takengen seharusnya terhadap orang yang mengalami gangguan psikologis (kejiwaan) tidak dapat dipidanakan. Merujuk kepada pasal 44 ayat (1) KUH Pidana. Meski demikian penyidik dan Penuntut Umum (JPU) tetap menjeratkan terdakwa dengan pasal 406 ayat (1) KUHPidana.
”Untuk saat ini, terdakwa tersebut berstatus sebagai tahanan kota oleh penuntut umum”, demikian diucapkan Koordinator LBH Banda Aceh Pos Takengon, Moch. Ainul Yaqin, SHI didampingi advokat publik Zulfa Zainuddin, SHI.(wyra)
Sumber : Lintasgayo online news

Nazar Ingin Minta Suaka Politik di Kolombia

Bogota: Muhammad Nazaruddin masih ingin tinggal di Bogota, Kolombia. Nazar ingin meminta suaka politik dari Pemerintah Kolombia karena takut pulang ke Indonesia.

Keinginan Nazar itu disampaikan kepada pengacara O.C. Kaligis yang menemuinya di Kantor Imigrasi Bandara Eldorado, Bogota, Kolombia, Jumat (12/8) waktu Indonesia. Dalam pertemuan yang berdurasi 60 detik itu, Nazar mengaku ingin tetap tinggal di Kolombia. Ia engga pulang karena tak ada jaminan keselamatan dalam perjalanan.
Namun, Nazar sempat menyayangkan sikap petugas imigrasi yang terlalu membatasi untuk bertemu dengan Kaligis dan tim kuasa hukum yang berasal dari Kolombia. Nazar yang tampak sehat itu berharap Otoritas Kolombia membiarkan tersangka kasus suap sesmenpora itu agar tetap tinggal di sana. Keinginan Nazar itu membantah pernyataan Duta Besar Indonesia untuk Kolombia Michael Menufandu yang menyebut Nazar ingin segera pulang.

Sementara itu, kabar kepulangan Nazar masih simpang siur. Saat ini, Pemerintah Indonesia masih melakukan negosiasi dengan Pemerintah Kolombia untuk memulangkan Nazar.
Sumber metrotvnews.com