Sabtu, 27 Agustus 2011

Menyusuri Terowongan Qadhafi yang Berliku

ACEH MINUTES] Tersembunyi dalam rerumputan tebal kompleks markas pemimpin Libya, Kolonel Muammar Qadhafi, terowongan berliku yang panjang menghubungkan bunker-bunker, pusat komando, dan tangga spiral. Begitulah, saat menjarah Bab al-Aziziyah pada Selasa lalu, pada pemberontak memergoki apa yang menjadi rumor lama: sebuah jaringan bawah tanah rahasia.

Banyak warga menduga terowongan terkait dengan semua sisi Ibu Kota Tripoli, yang menjelaskan bahwa Qadhafi bisa tampil berpidato di banyak tempat di mana tak ada yang tahu asal kedatangannya. Wah.

Lainnya juga menduga terowongan menjadi jalur kabur Qadhafi dan keluarganya karena kerusakan hebat markas akibat bombardemen rudal NATO.

Jadi hanya sedikit pemberontak yang kaget bahwa Qadhafi, yang lolos dari berbagai percobaan pembunuhan, punya dunia rahasia yang bisa memuluskan pelariannya. "Normal saja bahwa seseorang seperti Qadhafi bisa melindungi diri seperti itu," ujar pemberontak bernama iad Gneidi, yang berjalan memasuki terowongan dengan memanggul senapan otomatis di bahunya.

Empat hari setelah pemberontak tiba di Tripoli, lokasi Qadhafi berada masih misteri. Juru bicaranya, dalam pembicaraan telepon pada Kamis lalu, berkukuh bahwa Qadhafi masih memimpin perlawanan menghadapi pemberontak. Sang kolonel merilis dua pesan audio buat mendesak pengikutnya untuk bertempur "hingga menang atau gugur sebagai martir".

Tak pelak terowongan yang berliku menjadi pusat perhatian. Tingginya tak cukup buat orang berpostur tinggi di atas 175 sentimeter. Lebarnya cuma buat dua orang berjalan nyaman. Dindingnya terdiri atas beton, dengan pintu-pintu logam kukuh yang membagi terowongan ke beberapa seksi.

Terowongan juga menuju serangkaian ruangan. Beberapa ruang terisi ranjang dobel, kulkas-kulkas kecil, dan lemari pakaian--mungkin untuk para pengawalnya.

Satu jalur terowongan tertimbun di bawah rumah keluarga Qadhafi. Pemberontak membakar rumah itu, tapi beberapa bagian masih utuh. Foto-foto keluarga dalam ukuran besar dan ornamen ruang tamu: Qadhafi tersenyum bersalaman dengan Nelson Mandela, putranya, Saif al-Islam, dalam busana tuksedo duduk di kursi.

Tengoklah sebuah kamar tidur penuh dengan boneka binatang dan buku berbahasa Inggris. "Cinta kamu" tertulis dalam tulisan merah masih tertempel di cermin di atas kamar mandi. Dua tangga spiral menuju ruang-ruang bunker ke bawah. Meja di sepanjang dinding, salah satunya terdapat lusinan telepon identik berwarna merah, masing-masing tertulis sebuah nama kota di Libya. Jaringan semuanya sudah putus.(tempointeraktif.com)