Sabtu, 27 Agustus 2011

Aktivis India Anna Hazare Hentikan Aksi Mogok Makan

Anna Hazare
ACEH MINUTES] New Delhi - Aktivis antikorupsi India, Anna Hazare, menghentikan aksi mogok makan. Langkah ini diambil Hazare setelah setuju dengan kebijakan yang ditawarkan pemerintah dan parlemen India.

Diberitakan AFP, Sabtu (27/8/2011), juru bicara Hazare, Vibhav Kumar mengatakan, 'puasa' panjang untuk mendesak pemerintah agar melakukan tindakan tegas terhadap praktik-praktik korupsi itu segera berakhir Minggu (28/8/2011) pagi.

Ia melakukan aksi mogok makan dengan tuntutan agar pemerintah memberlakukan UU anti-korupsi yang ketat seperti yang digambarkan dalam Jan Lokpal Bill, sebuah lembaga ombudsman dengan kekuatan untuk menangani korupsi di kantor-kantor publik.

"Anna Hazare setuju untuk menghentikan aksi mogok makan pada besok pagi. Dia senang dengan resolusi yang ditawarkan pemerintah," kata Kumar.

Rangkaian aksi mogok makan Hazare dimulai pada 5 April 2011 lalu di Jantar Mantar, Delhi, India. Tujuannya, menekan pemerintah dan parlemen membentuk komite bersama dengan warga sipil untuk membuat draf undang-undang Antikorupsi yang kuat dan independen melalui Jan Lokpal Bill atau RUU Ombudsman Warga. Usulan ini ditolak Perdana Menteri India Manmohan Singh, yang membuat Hazare memulai gerakan Satyagraha ala Mohandas Karamchand Gandhi alias Mahatma Gandhi.

"Saya puasa sampai RUU Jan Lokpal diloloskan," jelas Hazare.

Aksi Hazare ini menuai dukungan dari ribuan warga India. Bahkan 150 orang bergabung mengikuti aksi Hazare, termasuk para aktivis sosial yang berpengaruh di India. Hazare bahkan dengan tegas menolak para politisi yang ingin mendukungnya dalam aksi ini. Dua politisi India yang mendatangi lokasi tempat Hazare mogok makan bahkan diusir oleh pendukung Hazare.

Dukungan juga mengalir dari anak-anak muda India melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter. Bahkan aksi mendukung Hazare ini menyebar ke Bangalore, Mumbai, Chennai, Ahmedabad dan beberapa kota besar di India.

Pada 8 April 2011, Pemerintah India mengabulkan pegerakan ini, dan membentuk komite gabungan untuk merumuskan draf RUU Ombudsman Warga. Komite gabungan pembentukan draf RUU itu terdiri dari 5 menteri pemerintahan dan 5 aktivis sosial, termasuk Hazare di dalamnya.

Pada 9 April 2011, Hazare berhenti mogok makan dengan minum jus lemon dan membagi-bagikan jus lemon pada para pendukungnya dan memberikan tenggat waktu bahwa RUU Jan Lokpal ini bisa lolos dalam proses legislasi parlemen pada 15 Agustus 2011. Bila tidak lolos, Hazare akan mengimbau warga India melakukan perlawanan kembali.

Dalam perumusan RUU Ombudsman Warga ini, terpecah dua pendapat. Para menteri wakil pemerintah menolak memasukkan Perdana Menteri, hakim di lembaga pengadilan dan anggota parlemen dalam RUU ini. Sementara para aktivis dan warga sipil menghendaki para petinggi negara termasuk PM, hakim lembaga peradilan dan anggota parlemen tidak dikecualikan dalam RUU ini. Kalau tidak dimasukkan, akan bertentangan dengan United Nations Convention Against Corruption (UNCAC).

Hazare dan kubu aktivis sosial perumus RUU Ombudsman Warga melakukan boikot. Hingga, akhirnya Pemerintah menyetujui draf RUU Ombudsman Warga itu, yang intinya warga bisa turut melaporkan atau mengawasi kasus korupsi yang terjadi. Sayangnya, Perdana Menteri, pejabat peradilan dan PNS dikecualikan dalam RUU itu.

Hazare berang dan memaki bahwa keputusan itu cuma lelucon kejam. Dia kemudian menulis surat pada PM India Manmohan Singh bahwa dia akan melanjutkan aksi mogok makan pada 16 Agustus 2011, bila pemerintah memaksakan draf RUU itu di Parlemen tanpa mendengarkan masukan warga sipil.

"Bagaimana bisa melawan korupsi dengan mengecualikan pegawai negeri, hakim peradilan dan perdana menteri dalam RUU itu? Jika RUU ini benar-benar serius memberantas korupsi, kenapa pegawai negeri dan hakim peradilan tidak dimasukkan?" kata Hazare.

Dalam 24 jam setelah pemerintah menyatakan persetujuannya pada draf RUU Ombudsman Warga yang lemah itu, lebih dari 10 ribu warga di seluruh India mengirimkan fax pada pemerintah agar memperkuat draf RUU itu. Lebih dari 30 ribu sopir taksi mogok dan memarkir taksinya di jalanan India mendukung aksi mogok makan Hazare.

Aksi massa ini membuat Kepolisian India menahan Hazare dan dipenjarakan di Tihar. Aksi ini memicu demonstrasi besar-besaran, sekitar 3 ribu orang berdemo untuk membebaskan Hazare di luar tahanan. Hingga akhirnya pada hari Jumat (19/8/2011) ini, Hazare dibebaskan dan diizinkan melanjutkan aksi mogok makannya hingga 15 hari.

"Semua saudara laki-laki dan perempuan, tua dan muda, memberikan energi baru bagi saya," ujar Hazare yang mengatakan dirinya tidak lelah sama sekali.

Hazare yang lahir di Bingar, Mumbai, 15 Juni 1937 ini merupakan pensiunan Angkatan Darat. Selepas pensiun sukarela dari AD, Hazare pulang kampung di Rallegan Siddhi, desa di distrik Ahmednagar di Maharashtra. Dia membuat gerakan sosial, seperti memberikan edukasi anak-anak muda agar menghindari alkohol dan mendorong mereka berorganisasi, membuat gerakan nikah massal agar tak membebani keuangan warga yang secara sosial mendukung pernikahan mewah yang membuat warga miskin terjebak utang.

Hazare juga membuat Bank Pertanian, di mana petani kaya memberikan satu kuintal ke bank itu untuk dipinjamkan ke petani miskin yang gagal panen. Hingga pada 1991, pemerintahan India yang korup mendorong Hazare membuat lembaga Bhrashtachar Virodhi Jan Aandolan (BVJA) atau Gerakan Rakyat Melawan Korupsi. Hazare yang pengikut Gandhi ini memakai cara-cara Gandhi yang tanpa kekerasan dalam melawan korupsi.(detik.com)