Jumat, 09 September 2011

Wartawan Papua Dikeroyok Bupati dan Pejabat

ACEH MINUTES | Aksi kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi di Papua. Wartawan Top TVbernama Mufriadi mengaku dipukuli Bupati Sorong Selatan, Jumat 9 September sekitar pukul 09.00 WIT. Tak cuma oleh Bupati, ajudan Bupati, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, serta anggota Satpol juga ikut mengeroyok korban. 

Pemimpin Redaksi Top TV Amir Siregar ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya membenarkan insiden itu. Menurut dia wartawannya dipukuli bupati dan jajarannya ketika sedang meliput aksi pemblokiran kantor bupati oleh masyarakat adat setempat.

"Bupati Sorong Selatan, Otto Itahalau, datang ke lokasi aksi pemalangan. Mufriadi yang saat itu sedang meliput mengabadikan aksi itu tiba-tiba didatangi Bupati yang sekonyong-konyong mendaratkan pukulan sebanyak dua kali. Selanjutnya, ajudan Bupati yang belakangan diketahui anggota polisi juga ikut memukuli korban," kata dia. 

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan yang saat itu menyaksikan bupatinya memukuli wartawan, tak mau ketinggalan dan ikut memukul. "Anggota Satpol PP juga ikut memukuli korban,'' kata Amir.

Setelah mengeroyok, Bupati dan jajarannya kemudian menyeret wartawan ke ruang Bupati. "Usai mengeroyok, Bupati dan stafnya kemudian menggiring Mufriadi Ke ruang kerjanya, kameranya lalu dirampas," Amir melanjutkan.

Saat digiring ke ruang kerja Bupati, Mufriadi sempat menelepon dan memberitahukan peristiwa yang dialaminya. "Ia dipukuli bupati dan jajarannya di hadapan puluhan warga masyarakat yang sedang melakukan aksi pemalangan," kata Amir.

Menurut Amir, Top TV akan melaporkan aksi kekerasan itu ke polisi. "Kami akan tempuh jalur hukum," ucapnya.

Kepada VIVAnews.com, Mufriadi membenarkan pemukulan itu. "Saya saat ini masih dimintai keterangan oleh polisi, dan akan menuju rumah sakit untuk visum," katanya.

Soal peristiwanya dia mengisahkan, "Saya sedang ambil gambar tiba-tiba Bupati datang dan memukuli saya. Saat itu saya sempat sempoyongan, namun pukulan selanjutnya datang dari ajudan dan Kepala Dinas serta anggota Satpol PP. Dalam kondisi sempoyongan, saya kemudian digiring ke ruang kerja Bupati. Di sana kamera saya dirampas, meski kemudian akhirnya dikembalikan." 

Saat dipukuli, bukan hanya warga masyarakat yang menyaksikan aksi kekerasan itu, tapi juga sejumlah anggota polisi yang sedang bertugas. Namun, polisi-polisi itu hanya diam dan tidak berupaya menghentikannya. "Untung ada anggota TNI yang menghentikan aksi pemukulan," ucap Mufriadi.

Ketua AJI Papua, Viktor Mambor menyayangkan aksi kekerasan yang terus menimpa jurnalis Papua. "Aksi Bupati mencerminkan arogannya penguasa," dia menandaskan. AJI Papua akan mendampingi Top TV melaporkan aksi kekerasan ini ke polisi. "AJI akan mengawal kasus ini untuk diproses sesuai hukum yang berlaku," katanya.

VIVAnews dan sejumlah wartawan lain belum mendapatkan konfirmasi dari Bupati Sorong Selatan. Saat dihubungi, telepon selularnya sedang tidak aktif. Wartawan juga sedang berupaya meminta konfirmasi dari Kapolda Papua berkaitan dengan keterlibatan ajudan Bupati yang juga seorang anggota polisi.(VIVAnews.com)