Jumat, 09 September 2011

RI-Korsel Sepakat Buat Pesawat Tempur Bersama

Pesawat T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan
(asiandefensenews.com)
ACEH MINUTES | Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan kehormatan Menhan Korea Selatan HE General Kim Kwan-Jin.

Pertemuan Menhan kedua negara ini dalam rangka membahas kerjasama pertahanan Indonesia-Korsel, khususnya alutsista.

Salah satu alutsista yang menjadi pembahasan adalah pesawat tempur yang merupakan joint production antara Indonesia dengan Korea Selatan. "Pesawat tempur yang dimaksud adalah jenis KF-X/IF-X sejumlah 10 buah, yang lima dibuat di dalam negeri, sisanya di Korea," ujar Purnomo di kantor Kementerian Pertahanan, Jumat, 9 September 2011.

Dalam kesempatan itu dilakukan penyerahan replika pesawat CN 235 dari Menhan RI kepada Menhan Korea Selatan.

Purnomo juga menerima replika pesawat jet tempur buatan Korsel, T-50 yang rencananya akan dibeli pemerintah RI. "Ini replika pesawat T-50, yang rencananya akan kita beli," ucap Purnomo.

Untuk diketahui, Indonesia berencana membeli sebanyak 16 pesawat T-50 dari Korsel. Harganya akan ditentukan kemudian dalam negosiasi. Menurut laman aircraftcompare.com, harga satuan pesawat ini mencapai US$21 juta atau sekitar Rp179,9 miliar. Menurut media di Korsel, pemerintah Korsel akan membeli pesawat CN-235 buatan Indonesia jika pemerintahan SBY jadi memborong T-50.

Menurut Purnomo, kemandirian industri pertahanan bisa menjadi titik tolak bagi kekuatan pertahanan Indonesia.

Sementara itu, Menhan Korea Selatan, Kim Kwan-Jin mengaku sangat senang bisa menjalin kerjasama dengan Indonesia. Selain dapat berbagi pengetahuan dan teknologi terbaru, pertemuan tersebut juga membantu terbentuknya pertahanan negara Indonesia agar berdaya saing dengan negara lain. "Kerjasama dengan Indonesia harus terus dilakukan, khususnya bidang pesawat tempur," kata dia.

Dalam pertemuan tersebut juga dilakukan penandatangan Mou di bidang industri pertahanan oleh Director General Force Policy Bureau Korsel, Lee Yong Dae dan Dirjen Potensi Kemananan, Pos Hutabarat.(VIVAnews.com)