Senin, 22 Agustus 2011

Nazaruddin Sobek Surat Permohonan Suaka yang Dibuat OCK Saat di Toilet Pesawat

Jakarta - Sebuah hal menarik dilakukan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) M Nazaruddin saat di dalam pesawat dari Bogota menuju Jakarta. Saat berada di toilet, Nazaruddin menyobek-nyobek surat permohonan suaka politik ke Kolombia.

Informasi yang didapatkan detikcom, Senin (22/8/2011), di atas pesawat carter Gulfstream, Nazaruddin yang memang selalu dikawal petugas meminta izin buang air kecil. Dia pun masuk ke toilet, sedangkan petugas menunggu di pintu toilet.

Ternyata di dalam toilet, Nazaruddin tidak sekadar buang hajat. Dia menyobek-nyobek surat permohonan suaka politik yang ia simpan. Setelah itu, dia memasukkan kertas yang sudah menjadi berkeping-keping itu ke dalam tempat sampah.

Salah seorang petugas kemudian mencoba menyisir toilet dengan maksud mencari tambahan barang bukti yang ditinggalkan Nazaruddin. Dan benar, setelah mengobok-obok tempat sampah, petugas mendapatkan sebuah bukti penting: surat permohonan suaka politik ke pemerintah Kolombia.

Petugas itu mencurigai kepingan-kepingan kertas yang dibuang Nazaruddin ke tempat sampah. Beruntung, sobekan-sobekan surat suaka politik itu masih bisa diselamatkan. Petugas berhasil mempersatukan sobekan-sobekan itu menjadi sebuah kertas yang utuh kembali.

"Setelah sobekan-sobekan itu disatukan, akhirnya petugas bisa membaca utuh surat itu dan semakin yakin bahwa memang Nazaruddin sempat berniat meminta suaka politik," kata sumber tadi.

Surat permohonan suaka politik yang ditujukan kepada pemerintah Kolombia itu berbahasa Indonesia. Diperkirakan surat yang disobek Nazaruddin hanyalah draft sebelum diterjemahkan ke bahasa Inggris.

Kini, surat permohonan suaka politik itu disimpan oleh penyidik KPK sebagai barang bukti.

Saat di dalam pesawat, petugas sempat menanyakan kepada Nazaruddin tentang surat suaka politik itu. Dia membenarkan adanya surat suaka politik itu.

Ketika ditanya siapa yang membuat surat permohonan suaka politik itu, Nazaruddin menjawab OC Kaligis. "Menurut Nazaruddin saat itu, yang membuat surat itu OCK, termasuk OCK juga yang mengusulkan," ujar sumber tersebut.

Entah benar atau tidak pengakuan Nazaruddin bahwa yang membuat surat itu adalah OCK. Yang jelas, saat masih berada di Bogota, OCK memang mengaku bahwa Nazaruddin meminta suaka politik.

Namun, ternyata permintaan suaka politik itu batal dilakukan. Nazaruddin saat itu sudah dalam posisi yang lemah, apalagi petugas gabungan dari Polri, KPK, dan Kemenkum HAM, sudah mendapat izin membawa pulang Nazaruddin ke Indonesia.

Setelah terbang lebih dari 36 jam, Nazaruddin akhirnya tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur pada Sabtu (13/8/2011) pukul 19.00 WIB. Dia yang memang buron interpol dan tersangka kasus suap proyek Wisma Atlet itu kemudian ditahan di Rutan Mako Brimob. Sumber detik.com