Senin, 29 Agustus 2011

[ACEH]Selamat Idul Fitri

ACEH MINUTES] BANDA ACEH - Badan Hisab Rukyat (BHR) Aceh akan melakukan rukyatul hilal di Observatorium Hilal pinggir pantai Lhoknga, Aceh Besar, Senin (29/8) petang ini, persis menjelang jadwal berbuka puasa. 

Jika dalam rukyatul hilal (peneropongan bulan) ternyata bulan muncul, maka 1 Syawal 1432 Hijriah jatuh pada Selasa (30/8). Akan tetapi, jika berdasarkan hasil rukyat di seluruh Indonesia tak tampak bulan, maka 1 Syawal justru pada hari Rabu (31/8).

Anggota Tim BHR Aceh, Tgk Idris Mahmudi MH mengatakan kepada Serambi tadi malam, jika terlihat, maka bulan yang kelihatan saat diteropong itu hanyalah sebesar ibu jari, sebagai tanda masuknya 1 Syawal 1432 Hijriah. 

Selain teropong, kata Idris, komputer juga digunakan sebagai alat bantu rukyatul hilal. “Terlihat atau tidak, maka hasil rukyatul hilal segera dilaporkan ke Kementerian Agama (Kemenag) RI,” kata Idris.

Ia tambahkan, seluruh provinsi di Indonesia juga melakukan rukyatul hilal saat menjelang berbuka puasa hari ini dan hasilnya segera dilaporkan ke Kemenag RI. “Jika hasil rukyat seluruh Indonesia melaporkan bulan tidak tampak, maka 1 Syawal 1432 Hijriah jatuh pada Rabu (31/8). Sesuai hadis Nabi Muhammad saw, jika bulan tidak tampak, maka puasa digenapkan 30 hari,” ucap Idris. 

Akan tetapi, jika satu daerah/provinsi saja di Indonesia menyatakan bulan sudah tampak, berdasarkan rukyat, sementara daerah-daerah lainnya belum, maka yang diikuti adalah hasil rukyat yang menyatakan bulan sudah muncul itu. “Soalnya, bisa jadi suatu daerah mendung sehingga tidak tampak saat awal bulan sabit muncul,” kata mantan ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh Utara ini. 

Menurut Idris, demikianlah sistem Kemenag RI dalam mengumumkan 1 Syawal 1432 Hijriah. Pengumuman oleh Kemenag RI dijadwalkan besok malam. Kini tim BHR di seluruh provinsi, termasuk di Aceh, berada di bawah Kanwil Kemenag. Tim BHR Aceh diketuai Kakanwil Kemenag Aceh, A Rahman TB Lt. 

“Kalau dulu masih bergabung antara Depag dengan Mahkamah Syar’iyah, sekarang sudah pisah, tapi untuk rukyatul hilal, kami tetap dipakai sebagai tenaga ahli,” ujar Idris yang kini Ketua Mahkamah Syar`iyah Aceh. 

Lancar
Sementara itu Kabag Humas Pemerintah Aceh, Usamah El-Madny kepada Serambi tadi malam melaporkan, sejauh ini persiapan lokasi shalat Idul Fitri yang dipusatkan di Lapangan Blangpadang Banda Aceh, sebagian besar sudah rampung. Panitia telah menarik tali saf di Blangpadang masing-masing 26 baris untuk kaum lelaki dan 17 baris untuk perempuan.

Sementara itu, tali saf juga ditarik di pelataran Masjid Raya Baiturrahman untuk mengantisipasi pemindahan lokasi shalat secara mendadak, misalnya, karena tiba-tiba turun hujan deras. Selain itu telah disiapkan podium, umbul-umbul, perangkat sound system, dan lainnya. 

“Alhamdulilah, persiapan secara garis besar telah rampung. Untuk jadwal shalat Ied kita ikuti rukyah dan hisab yang dikeluarkan secara nasional,” ujar Usamah. 

Ikuti Menag 
Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kota Lhokseumawe juga menyerukan kepada seluruh warga muslim di kota itu agar dalam penentuan 1 Syawal haruslah mengikuti Keputusan Menteri Agama (Menag) yang akan diumumkan Senin (29/8) malam. Pengumuman itu dapat dipantau melalui siaran TVRI dan RRI seusai shalat Magrib.

Seruan serupa juga disampaikan Ketua MPU Aceh Utara, Tgk H Mustafa Ahmad alias Abu Paloh Gadeng. Ketua MPU Lhokseumawe, Tgk Asnawi Abdullah, kepada Serambi kemarin mengatakan bahwa karena belum ada kepastian kapan 1 Syawal, maka semua komponen masyarakat dia minta untuk menunggu pengumuman resmi dari Menag malam ini. 

Menurutnya, tim rukyah yang telah disebarkan di sejumlah daerah, termasuk di Aceh, sedang bekerja. “Jadi, kita tunggu saja pengumuman resmi dari Menag,” ujarnya. 

Ditanya apakah di Lhokseumawe ada pihak yang telah menetapkan kepastian hari Lebaran, menurutnya, sudah ada, yakni pihak Muhammadiyah. Soalnya, Pengurus Pusat Muhammadiyah telah mengumumkan bahwa 1 Syawal tahun ini jatuh pada 30 Agustus. 

Ia juga mengimbau umat muslim Lhokseumawe agar saat merayakan Idul Fitri tidak dengan euforia berlebihan, seperti membakar petasan ataupun hal-hal yang tidak berguna lainnya. “Jadikanlah momentum Lebaran ini untuk meraih kemenangan dan mempererat silaturahmi,” imbau Tgk Asnawi Abdulah.

Respons Muhammadiyah
Ketua Muhammadiyah Lhoksuemawe, H Amirullah Lc menyatakan, dalam merayakan Idul Fitri pihaknya tetap berpegang pada keputusan pusat. Kalaupun terjadi perbedaan hari nantinya dengan keputusan Menag, pihak Muhammadiyah tetap akan menghargai umat muslim lainnya yang masih berpuasa, tatkala warga Muhammadiyah sudah berlebaran.

Sementara itu, Pengurus Masjid Agung Islamic Center (MAIC) Lhokseumawe tetap menjadwalkan shalat Tarawih pada Senin (29/8) malam ini. Namun, bila pengumuman Menag malam ini menyatakan bahwa Idul Fitri jatuh pada Selasa (30/8), maka agenda shalat Tarawih langsung diubah menjadi takbiran menyambut hari Lebaran. 

“Jadi, kita tunggu keputusan pastinya dulu dari Menag,” ujar Ketua Pengurus Islamic Center Lhokseumawe, Tgk Ramli Amin, Minggu (28/8). Apabila Tarawih tetap berlangsung, penceramah yang sudah ditetapkan adalah Tgk H Nuruddin M Thaib dan imamnya Tgk H Jarkani.

Sedangkan penceramah di Masjid Baiturrahim Aceh Utara di Lhoksukon adalah Tgk Jamaluddin Ismail, sementara Tgk Muhammad Ridwan menjadi pemandu shalat Tarawih pada Senin (29/8) malam. Pada shalat Subuh digelar wirit Yasin yang dipandu Imam Besar Masjid Agung Baiturrahim, Tgk Jamaluddin Ismail.(sermbinews.com)