Rabu, 14 September 2011

Wasekjen DPP PD Bantah Ada Aliran Uang Rp 30 M saat Kongres di Bandung

JAKARTA | ACEH MINUTES - Wasekjen DPP PD, Saan Mustofa, membantah pengakuan Yulianis bahwa ada aliran uang dengan nilai total Rp 30 miliar ke sejumlah kader PD dalam Kongres PD 2010 di Bandung. Bahkan di dalam pengakuannya, Yulianis juga menyatakan bahwa uang yang dia bawa justru kembali utuh dan tidak dibagi-bagikan.

"Tidak ada. Yulianis sudah bilang kalau uang itu kembali utuh. Hari ini ada klarifikasi dari Yulianis kepada komite etik," ujar Wasekjen PD, Saan Mustopa, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (14/9/2011).

Menurutnya harusnya Komite Etik KPK memberikan keterangan menyeluruh terkait kesaksian pihak yang dipanggil. Agar tidak terjadi multitafsir.

"Apa yang Yulianis sampaikan, mungkin perlu ditanyakan ke ketua Komite Etik KPK agar yang disampaikan oleh di hadapan komite etik tidak sepotong-sepotong. Nanti bisa menimbulkan interpretasi lain," tutur Saan.

Sebelumnya di depan komite etik KPK Yulianis menyebut ada uang Rp 30 miliar masuk kongres PD. Sejumlah elit PD pun meminta KPK membuktikan.

Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina PD, Marzuki ALie, juga mendorong demikian. Ia ingin PD tak terus tersandera fitnah dan tudingan tak sehat.

Yulianis, mantan anak buah M Nazaruddin, membenarkan uang sumbangan dari para sponsor untuk Kongres Partai Demokrat (PD) memang mengalir ke sejumlah anggota partai tersebut. Namun ke siapa saja, Yulianis tidak bisa menyebutkan.

"Jadi uang itu bukan untuk PD, untuk orang-orang PD atau politisi PD iya, tapi saya nggak bisa sebut. PD dan orang-orang PD kan beda. Saya sudah sampaikan ke Komite Etik, saya nggak bisa menyampaikannya," kata Yulianis.

Yulianis bertemu dengan detikcom di suatu tempat di Jakarta Selatan, Selasa 13 September 2011. Saat bertemu, Yulianis berjilbab namun tidak mengenakan cadar, seperti saat perempuan itu menjadi saksi di sidang-sidang Tindak Pidana Korupsi.

Menurut catatannya, uang-uang itu memang diperuntukkan untuk sejumlah anggota PD. Namun uang itu tidak diserahkan langsung oleh Yulianis kepada nama-nama tersebut. Uang itu diambil oleh kurir.

"Memang saya tahu uang ini untuk siapa, untuk siapa. Tapi saya tidak tahu apakah uang itu sampai benar ke orang itu apa enggak. Soalnya itu memang bukan tugas saya, tugas saya hanya mencatat dan mengeluarkan uang," kata Yulianis.

Yulianis mengatakan, uang yang dibagi-bagikan tersebut berasal dari uang sumbangan pada sponsor yang khusus diperuntukkan dalam Kongres PD. Namun Yulianis mengaku tidak tahu menahu siapa saja para penyumbang itu.

"Dari siapa saja, saya nggak pernah dikasih tahu. Saya juga tidak pernah tanya juga," kata Yulianis yang saat ditemui detikcom memakai baju muslim dan jilbab berwarna ungu itu.

Yulianis mengatakan, uang sumbangan yang dikumpulkan melalui Nazaruddin mencapai US$ 3 juta. Namun tidak semua uang itu dibagikan pada saat Kongres PD berlangsung pada 2010 lalu.

"Yang dibagikan itu sekitar US$ 1,8 juta sedang sisanya saya kembalikan ke istrinya Pak Nazar, Bu Neneng," kata Yulianis. Menurut Yulianis, pengeluaran uang itu dilakukan di Hotel Aston, Bandung. Bukan di lokasi kongres.

Menurut Yulianis, dirinya pergi ke Bandung dengan mobil membawa uang sumbangan sponsor tersebut. Selain uang itu, Yulianis juga membawa uang lainnya yakni Rp 30 miliar dan US$2 juta, uang ini merupakan uang PT Permai Group.

"Tapi uang kantor (Permai Group) itu tidak terpakai. Yang Rp 30 miliar hanya terpakai sekitar Rp 600 juta dan yang dollar utuh," kata Yulianis. Uang sumbangan sponsor yang tersisa sekitar US$ 1,2 juta juga dikembalikan ke Neneng.

"Uang yang tidak terpakai saya kasih Bu Neneng. Jadi uang milik kantor yang Rp 30 miliar dan US$ 2 juta itu relatif utuh, hanya berkurang Rp 600 juta. Tapi ketambahan uang dollar dari sumbangan sponsor yang sisa tadi, jadi malah uang dari kantor nambah, dan kembali lagi, tidak terpakai," jelas Yulianis.(detik.com)