Sabtu, 03 September 2011

Lakalantas Renggut Delapan Nyawa

Foto: Taufik Zass/serambi
BLANGPIDIE | ACEH MINUTES – Lebaran hari pertama di Aceh ditandai dengan tragedi jalan raya berupa kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di tiga titik terpisah yang sedikitnya menyebabkan delapan nyawa manusia melayang. Masing-masing empat di Aceh Baratdaya (Abdya), dua nyawa melayang di Kota Lhokseumawe, serta dua nyawa prajurit TNI dalam laka lantas di Pidie Jaya.

Peristiwa yang merenggut nyawa di wilayah hukum Abdya itu terjadi pukul 14.30 WIB, Kamis (1/9) di Persimpangan Cot Manee, Kecamatan Jeumpa, Abdya. Tiga dari empat korban lakalantas, yakni Masril alias Buyung (47) dan istrinya Yurisma (43) serta Mursalin (17), tewas di tempat. Sedangkan Yeyen (21) yang dibonceng Mursalin, keduanya warga Cot Seumantok, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Abdya, meninggal setelah sempat menjalani perawatan di RSUD Abdya. 

Tabrakan itu terjadi dalam posisi “laga kambing” (berhadap-hadapan). Dikisahkan, pasangan Masril-Yurisma yang merupakan warga Dusun Karya Budi, Gampong Suka Karya, Kecamatan Simeulue Timur, berboncengan naik sepeda motor (sepmor) jenis Supra X 125 BL 6224 SM. Sementara dari arah berlawanan, Mursalin membonceng Yeyen naik sepmor Honda Supra Fit BL 4778 CO.

Setiba di depan Masjid Jamik An-Naja, tepatnya di Perempatan Cot Manee, keduanya tabrakan laga kambing. Serta-merta Supra X 125 yang melaju dari arah Meulaboh ke Blangpidie dan Supra Fit yang melaju dari arah Blangpidie ke Meulaboh terpelanting ke pagar masjid. Para pengendaranya kritis. “Selang beberapa saat kemudian, tiga dari empat korban meninggal di tempat. Hanya satu yang sempat dilarikan ke RSUD Abdya,” ujar seorang warga saat ditanyai Serambi.

Tapi Yeyen yang dilarikan ke RSUD Abdya itu pun nyawanya tak tertolong, meski sempat ditangani intensif oleh paramedis. Kapolres Abdya, AKBP Drs Subakti yang dikonfirmasi Serambi melalui Kepala Pos Polisi (Kapospol) Subsektor Jeumpa, Bripka Zahirin SH mengakui adanya kejadian itu. Menurutnya, keempat jenazah korban lakalantas itu sudah dibawa pulang ke rumah duka untuk dikembumikan. “Jenazah korban asal Simeulue Timur itu dibawa pulang ke Kampung Belakang, Meulaboh, sedangkan yang duanya lagi dibawa pulang ke Babahrot,” ujar Bripka Zahirin SH. Sedangkan barang buktinya berupa dua sepmor untuk sementara waktu masih diamankan di Polres Abdya.

Ingin berlebaran
Dari Meulaboh dilaporkan, Masril dan Yurisma yang meninggal dalam tabrakan maut itu sebetulnya ingin berlebaran ke Abdya, mengunjungi saudaranya di Lama Inong. Mereka naik sepmor dari Meulaboh, Aceh Barat. Di Aceh Barat, pasangan suami-istri (pasutri) itu tinggal di Lorong Permata Desa Kampung Belakang, Kecamatan Johan Pahlawan.

Pasutri itu meninggalkan empat anak, semuanya perempuan. Jenazah keduanya tiba Kamis sekitar pukul 22.00 WIB di rumah duka, Desa Kampung Belakang dan langsung dikebumikan di perkuburan umum desa setempat. Masril alias Buyung sehari-hari bekerja sebagai rekanan di Simeulue, sedangkan istrinya ibu rumah tangga.

Laka di Lhokseumawe
Dari Kota Lhokseumawe dilaporkan, tabrakan maut antarsepmor pada malam menjelang Hari Raya Idul Fitri, Rabu (31/8), terjadi di jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya di Desa Blang Pria, Kecamatan Samudera Geudong, Aceh Utara. 

Dalam peristiwa itu seorang pelajar, Ramli (14), asal Kayee Panyang, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara yang mengendara sepmor jenis Mio BL 6761 GR, meninggal. Demikian pula Saiful Bahri (19), mahasiswa asal Desa Alue Udep, Kecamatan Ranto Peurelak, Aceh Timur, yang mengendara sepmor jenis Mega Pro BL 5568 DA dan tabrakan dengan sepmor Ramli. 

Satu-satunya yang selamat dalam peristiwa itu adalah Husaini (19) asal Desa Tanjong, Aceh Timur yang berboncengan dengan Saiful Bahri. Ia hanya mengalami luka ringan. Kapolres Lhokseumawe, AKBP Kukuh Santoso, melalui Kasat Lantas AKP Aji Purwanto mengakui insiden jalan raya berujung maut itu.

Nahas prajurit Zipur
Dari Meureudu dilaporkan, nasib naas menimpa dua anggota TNI dari Yon Zipur Indrapuri, Aceh Besar, yakni Prada Teguh Arianto (27) dan Pratu Indra Septianto (25), Rabu (31/8) sekira pukul 20.30 WIB. Kedua prajurit itu tewas seketika setelah sepeda motor jenis Tiger yang dikendarainya terserenpet dengan mobil dan bertabrakan sesama sepmor di seputar Gampong Peurade, Kecamatan Panteraja, Pidie Jaya.

Kasat Lantas Polres Pidie, AKP Abdullah AR S Sos kepada Serambi, Kamis (1/9) mengatakan, insiden merenggut nyawa dua anggota Yon Zipur tersebut berawal saat keduanya meluncur darai arah Banda Aceh menuju Medan dengan menggunakan Sepmor Honda jenis Tiger BL 4754 JA yg dikendrai oleh Teguh Arianto bersama rekan boncengan, Indra Septianto.

“Persis di Gampong Parade, Panteraja, Pijay keduanya tersenggol dengan mobil Escudo BL 609 PZ yang dikemudikan Aipda Maimun Azhari (anggota Polsek Ulim) sehingga laju sepmornya oleng ke kanan,” sebutnya.

Sementara dari arah berlawanan, muncul sepmor jenis Supra Fit BL 3611 PW yg dikendarai oleh Abdussalam (28) warga Gampong Rawa Sari Kecamatan Tringgdeng kab Pijay bersama rekan boncengan Mista Jamba (23) warga Gampong Kaye Jatoe, Kecamatan Bandar Baru, Pijay.

Kedua kendaraan terlibat laga kambing sehingga dua anggota Yon Zipur tersebut terpelanting keras ke badan jalan dan mengalami pendarahan hebat. Namun, selang beberapa jam kemudian mereka menghembuskan nafas terakhir usai dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU) Sigli, Pidie.

Sedang rekan kontra Supra Fit mengalami luka ringan pada lengan dan badan. “Semua kendaraan yakni dua unit sepmor dan mobil Eskudo telah kita amankan di Mapolsek Panteraja untuk penyidikan lebih lanjut,” tukasnya. (serambinews)