Jumat, 02 September 2011

Masalah THR aman di Banda Aceh

BANDA ACEH | ACEH MINUTES - Hasil dibukanya posko pengaduan Tunjangan Hari Raya (THR) pada Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh hingga H-1 lebaran menjelang hari raya Idul Fitri 1432 Hijriah belum menerima laporan-laporan maupun keluhan dari pekerja yang tidak menerima pembayaran THR. Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh, Purnama Karya melalui Kabid Perlindungan Tenaga Kerja, Ali Daud tadi siang.

Menurut Ali Daud, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap pembayaran THR di Kota Banda Aceh, namun hingga H-1 lebaran tidak ada laporan atau keluhan dari pekerja terkait hal tersebut. Diakuinya juga bahwa ada laporan dari pekerja tapi bukan terkait pembayaran THR melainkan kasus utang piutang antara pekerja dan perusahaan, kemudian ada juga kasus pemutusan hubungan kerja.

“Kasus-kasus tersebut sudah diselesaikan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Banda Aceh dengan memanggil kedua belah pihak antara pekerja dan pimpinan perusahaan,” kata Ali Daud.

Sementara itu Ketua Satgas Ketenagaan Kerjaan Kota Banda Aceh, Diana Rosmalena ketika dihubungi The Globe Journal mengakui hal yang sama. “Belum ada laporan terkait masalah pembayaran THR dari pekerja perusahaan,” kata dia.

Kasus yang pernah ditanganinya pada akhir-akhir ramadhan hanya masalah utang piutang antara pekerja dengan perusahaan telekomunikasi, namun masalah itu sudah selesai.

Salah seorang staf pengawasan Disnaker Kota Banda Aceh, Faisal mengatakan, sampai H-1 lebaran ini memang belum ada laporan masalah THR di Banda Aceh, namun menurut amatannya banyak perusahaan yang tidak melakukan pembayaran THR kepada pekerja.

“Saya tidak bisa katakan perusahaan apa, tapi ada perusahaan yang tidak bayar THR,” kata Faisal. Ia mengaku persoalan tersebut tidak bisa dicampuri Dinasker Kota Banda Aceh sebelum ada laporan lisan dan tertulis dari pekerja perusahaan yang bersangkutan .

Di Kota Banda Aceh ini terdapat 2.361 perusahaan, paling banyak adalah perusahaan kontruksi. Namun persoalannya sangat sulit dievaluasi perusahaan kontruksi ini karena alamatnya tidak jelas. “Bahkan ada satu alamat yang memiliki puluhan perusahaan,” kata Faisal. Sedangkan jumlah pekerja swasta di Kota Banda Aceh mencapai 12.545 orang (data juli 2011, Kantor KPPTSP Kota Banda Aceh). (waspadaonline)