Selasa, 27 September 2011

[BANDA ACEH] Konflik tanah belum terselesaikan , GPTA plester mulut.

Written by Dodi Sanjaya
ACEH MINUTES/DODI SANJAYA
BANDA ACEH | ACEH MINUTES Gerakan Pembebasan Tanah Aceh (GPTA) yang terdiri dari KontraS Aceh, LBH Banda Aceh, JKMA, Komite Masyarakat Lhoong, BEM FH Unsyiah, SMUR dan YRBI melakukan aksi diam di bundaran simpang lima Senin malam (26/9) pukul 20.25 Wib. Massa menutup mulutnya dengan plester hitam.

Aksi tanpa pengawalan pihak keamanan ini membawa poster yang bertuliskan Pemerintah penggusur tanah rakyat adalah perusak perdamaian, Pemerintah Aceh tidak peduli terhadap nasib petani Aceh.


Pemerintah Aceh selama ini belum serius dalam melakukan penyelesaian kasus-kasus pertanahan di Aceh hal ini terlihat dengan tidak seriusnya pemerintah melakukan advokasi secara hukum baik ganti rugi uang maupun ganti lahan akibat dari penggusuran.

Dalam catatan LBH Banda Aceh tahun 2010 ada 14 konflik lahan antara perusahaan dengan masyarakat, konflik tanah antara negara dengan masyarakat, yang hingga kini belum terselesaikan. Seperti kasus konflik masyarakat Aceh Timur dengan PT Bumi Flora, Konflik lahan antara masyarakat singkil dengan PT. Ubertraco/Nafasindo serta berbagai kasus konflik lahan anatara masyarakat dan TNI/POLRI.

Ini merupakan pengkhianatan terhadap hak rakyat seperti yang diamanatkan UUD 1945 dan undang - undang pemerintah Aceh (UUPA) yang mewajibkan pengalihan kewenangan pertanahan dari pusat kedaerah yang sampai saat ini belum dilaksanakan. Ujar koordinator aksi Heri Mulyadi.
Dalam aksi ini mereka menyatakan sikapnya menolak RUU Pengadaan Tanah yang tidak berpihak pada rakyat, kriminalisasi terhadap para petani dan meminta kepada pemerintah pusat untuk segera merealisasikan kewenangan Aceh dalam mengelola tanahnya sendiri berdasarkan mandat Undang- undang pemerintah Aceh., serta mendesak pemerintah aceh segera mengembalikan tanah-tanah rakyat yang dirampas oleh perusahaan, TNI/POLRI maupun Pemerintah sendiri.

Setelah melakukan aksi diam mereka melakukan orasi dan berputar mengelilingi bundaran simpang lima. Massa membubarkan diri pada pukul 21.15 WIB dengan tertib.[]