Selasa, 30 Agustus 2011

[10 Tahun Serangan 9/11] Arab Saudi Pendukung Serangan WTC?

JAKARTA | ACEH MINUTES – Bila ada indikasi bahwa Iran turut membantu Al Qaeda menyerang AS, fakta lainnya justru muncul tentang Arab Saudi. Saat serangan terjadi, beberapa warga Arab Saudi justru merayakannya di jalanan.

Kerajaan Arab Saudi dikenal sebagai sekutu terdekat dari Amerika Serikat (AS), tetapi saat sebuah survei diadakan mengenai serangan atas menara kembar WTC, 95 persen warga Arab Saudi mendukung apa yang dilakukan Osama bin Laden.

Kedekatan historis Al Qaeda dengan Arab Saudi tentunya jelas. Bin Laden lahir di Arab Saudi dari keluarga yang luar biasa kayanya. 

Selama beberapa tahun sebelum seranga 11 September, Bin Laden memang dianggap diasingkan oleh keluarganya. Kewarganegaraan Arab Saudi yang dimiliki bahkan dicabut. Tidak hanya itu, Bin Laden juga dihapus dari daftar warisan keluarga Bin Laden. Tetapi, tentunya tidak semua pengamat mempercayai hal itu.

Mantan Kepala Intelijen Prancis DGSE Alain Chouet tidak mempercayai pencabutan kewarganegaraan Arab Saudi. Hal tersebut bagi Chouet tidak lebih sebagai kedok dari hubungan rahasia Arab Saudi – Bin Laden.

Sementara seorang mantan pejabat tinggi AS sebelum serangan 11 September terjadi mengklaim, dua pangeran Arab Saudi membayar sejumlah uang yang disebut sebagai “uang keamanan”. 

“Perjanjiannya, kedua pangeran tersebut akan menutup mata segala aksi dari Bin Laden di Arab Saudi, asalkan tidak melakukan serangan di Arab Saudi,” ucap mantan pejabat yang tidak sebutkan namanya tersebut seperti dikutip Telegraph, Selasa (30/8/2011).

Sementara Kepala Anti-Teror FBI John O’Neill yang berbicara sebelum serangan serangan 11 September, keterlibatan Arab Saudi jauh lebih dari membayar uang keamanan. 

“Semua petunjuk, semua jawaban yang mampu menghancurkan Osama bin Laden dan Al Qaeda, berada di Arab Saudi,” ucapnya. 

Sementara laporan Komisi 9/11 secara keseluruhan membebaskan kecurigaan keterlibatan Arab Saudi dalam serangan 11 September 2001.

Pihak komisi yang melakukan penyelidikan atas serangan ini memfokuskan diri dari dua pelaku pembajak pesawat yang nanti menabrakan pesawat itu ke menara kembar WTC. Kedua orang itu ternyata warga negara Arab Saudi, dan beberapa Arab Saudi lainnya ternyata mengatur para pembajak agar lolos menuju AS.

Seorang saksi bernama Omar al-Bayoumi mengatakan, seorang Imam dan diplomat yang ditunjuk oleh Kementerian Hubungan Arab Saudi, dikabarkan mengatur pertemuan dua orang pembajak pesawat Khalid al-Mihdar dan Nawaf al-Hazmi. 

Al-Bayoumi mengatakan, dirinya kerap melakukan kontak dengan Imam tersebut, dan melakukan perjalanan dengan seorang yang dekat dengan Konsulat Arab Saudi di Los Angeles, sebelum melakukan pertemuan dengan kedua teroris tersebut.

Bayoumi mengklaim pertemuannya dengan para teroris tersebut berlangsung secara kebetulan. Dirinya sendiri tidak mengetahui siapa yang membayar dirinya. Dia hanya diberitahu menerima gaji dari sebuah perusahaan milik Arab Saudi. Pembayaran pun dilakukan oleh seseorang yang tidak dikenal.

Ketika dirinya ditanya oleh FBI, meskipun Bayoumi adalah seorang agen Pemerintah Arab Saudi, dia tidak bisa memberikan jawaban yang jelas mengenai keterlibatan pemerintahnya. Saat penyelidikan berlangsung dia sempat pingsan dan mengalami kepanikan yang luar biasa.

Seperti halnya dengan Iran, Pemerintah Arab Saudi menyatakan simpati mereka kepada AS setelah tragedi yang terjadi. Tetapi penyidik yang hendak melakukan penyelidikan mengenai jaringan teror Al Qaeda selalu menemui jalan buntu. Akses kepada keluarga pelaku pembajakan pesawat selalu ditolak Pemerintah Arab Saudi.

Tuduhan atas keterlibatan Arab Saudi dalam serangan ini dibantah keras oleh negara kaya minyak ini. Menteri Pertahanan Arab Pangeran Sultan meragukan hanya Bin Laden berada di balik serangan 11 September. Sementara Menteri Dalam Negeri Pangeran Naif menuduh zionis berada di balik serangan ini.(okezone.com)