Minggu, 14 Agustus 2011

Johnson: Banyak Kejanggalan Kepulangan Nazaruddin

JAKARTA - Sekjen Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) Johnson Panjaitan, menegaskan banyak kejanggalan kepulangan Muhammad Nazaruddin ke Indonesia. Yang paling mencolok, kata dia, adalah kedatangan rombongan aparat penjemput mantan bendahara umum Partai Demokrat tersebut yang sangat lama padahal menggunakan pesawat khusus.

Menurut dia, dengan menyewa pesawat senilai Rp 4 miliar, seharusnya tim penjemput bisa lebih cepat sampai di Indonesia daripada kuasa hukum Nazaruddin, OC Kaligis, yang pulang dengan pesawt komersil. Padahal, kedua orang itu sebelumnya bertemu empat mata di Bogota, Kolombia. �Ini bentuk kejanggalan aneh,� terang Johnson, Sabtu (13/8) malam.

Dibawanya Nazaruddin ke Mako Brimob di Kelapa Dua, Depok, juga menjadi tanda tanya besar bagi Johnson. Pasalnya, Nazaruddin hanya singgah sebentar untuk melakukan check up kesehatan yang sebenarnya bisa dilakukan di pesawat dalam perjalanan dari Kolombia menuju Indonesia.

Padahal, setelah singgah di Mako Brimob tersebut Nazaruddin dibawa petugas ke kantor KPK untuk melakukan pemeriksaan administrasi. Hal itu dinilainya sebagai bentuk buang-buang waktu dan prosedural pemeriksaan yang tak efektif. Belum lagi kedatangan Nazaruddin yang dikawal petugas dengan memakai topeng memunculkan pertanyaan baru.

Johnson melanjutkan, penahanan Nazaruddin di Rutan Mako Brimob sangat tidak tepat. Hal itu dinilainya bakal menimbulkan persoalan baru ke depan sebab penjara tersebut sulit dikontrol orang luar. Selain karena penjagaan berlapis-lapis, sambung dia, penghuni penjara di sana bisa keluar masuk dengan aman.

�Nazaruddin juga berpeluang diracun. Jadi, pegiat civil society harus mengawasi keberadaan Nazaruddin dari jarak dekat agar dia aman,� ujar Johnson.
Sumber: REPUBLIKA.CO.ID