Senin, 12 September 2011

Satu putra Gaddafi berada di Niger

ACEH MINUTES | Saadi Gaddafi dikabarkan telah memasuki Niger bersama sejumlah pengikutnya.

Salah satu putra Kolonel Muammar Gaddafi, Saadi, dikabarkan telah tiba di negeri tetangga Libia, Niger.

Menteri Kehakiman sekaligus juru bicara pemerintah Niger, Marou Amadou mengatakan Saadi ada dalam konvoy delapan kendaraan dalam perjalanan menuju kota Agadez di bagian utara Niger.

Amadou menambahkan meski pemerintah Niger telah mengakui Dewan Transisi Nasional (NTC) sebagai pemerintah Libia yang sah saat ini, izin masuk untuk Saadi diberikan karena alasan kemanusiaan.

Namun, lanjut Amadou, pemerintah Niger sejauh ini belum memutuskan apakah akan menerima Gaddafi jika mantan pemimpin Libia itu meminta suaka politik ke negeri itu.

Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat telah meminta Niger untuk menahan setiap individu yang kemungkinan dicari pemerintah sementara Libia serta menyita senjata dan uang mereka.

Awal September, Saadi Gaddafi dikabarkan pernah mengontak pemerintah sementara Libia untuk menawarkan negosiasi demi menghentikan konflik di Libia.

Sayangnya, tawaran Saadi itu tak pernah menjadi kenyataan.

Saadi Gaddafi adalah mantan pemain sepakbola yang pernah merasakan karir singkat di Italia. Dia juga adalah kapten timnas Libia sekaligus ketua Federasi Sepakbola Libia.

Setelah pensiun dari sepakbola, Saadi terlibat dalam industri film dan menanamkan modal sebesar US$100 juta sebagai dana perfilman.


Pemerintahan baru
Dalam perkembangan terpisah, Kepala Kabinet NTC, Mahmoud Jibril, mengatakan sebuah pemerintahan sementara Libia akan terbentuk dalam waktu 10 hari.

Dia juga menyatakan bahwa Libia tetap memproduksi minyak dan mengatakan produksi akan terus bertambah dalam waktu dekat.

Pada Sabtu (10/9), Ketua NTC, Mustafa Abdul Jalil disambut hangat warga Tripoli saat dia tiba pertama kalinya di ibukota, Libia sejak pasukan pemberontak berhasil merebut kota itu dari tangan pasukan pro Gaddafi.

Saat ini, Abdul Jalil masih berada di Benghazi. Kedatangannya di Tripoli bertujuan untuk menyampaikan pesan bahwa NTC kini benar-benar berkuasa.

Wartawan BBC di Libia melaporkan Abdul Jalil menghadapi pekerjaan berat untuk menstabilkan situasi negara dan membentuk pemerintahan nasional yang efektif.

Sementara itu, juru bicara militer NTC di Tripoli, Anes Sharif, kepada AP mengatakan kepala intelijen luar negeri Gaddafi, Abuzeid Dorda, telah ditahan.

Sebagai sekutu lama Gaddafi, Dorda pernah menjadi perdana menteri pada dekade 1990-an. Dia juga menjadi Duta Besar Libia di PBB hingga 2003.

Selanjutnya dia menggantikan Moussa Koussa sebagai kepala badan intelijen pada 2009.(detik.com)