Senin, 26 September 2011

Joserizal: Ledakan Bom Solo Hanya Pengalihan Isu

JAKARTA | ACEH MINUTES – Joserizal Jurnalis, Relawan Medis Daerah Konflik, Perang dan Bencana, menengarai ledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton, Solo, hanya pengalihan isu semata.

"Ledakan bom yang terjadi pukul 11.00 siang itu adalah sesuatu yang menggelitik akal kita," kata Jose, kepada Republika.co.id, Ahad (25/9) malam.

Ketika Presiden AS Barack Obama akan datang, imbuh Jose, muncul peristiwa latihan militer di Aceh. Lalu Ustadz Abu Bakar Ba'asyir (ABB) berhasil dihubungkan dengan peristiwa tersebut, sehingga terancam hukuman 15 tahun penjara. 
Jose menambahkan, ketika sedang hangat-hangatnya kasus Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam pemilu lalu, muncul ledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton. "Saat ini, ada kasus Nazarudin yang merupakan bom waktu—sebagian sudah meledak—terhadap sejumlah orang penting negara ini, termasuk presiden," ujarnya.

Lalu kasus Andi Nurpati yang patut diduga terlibat persoalan besar di Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang juga mengancam sah atau tidak sahnya pemilu yang lalu. Belum lagi kasus Antasari Azhar dan Bank Century yang ditutup-tutupi, karena diduga melibatkan presiden dan wakil presiden.

"Setelah itu, ada orang Islam yang tewas di daerah Kristen pada tanggal 11 September, sama dengan peristiwa 9/11 di AS. Kemudian terjadi kerusuhan Ambon," papar Relawan Medis yang pernah terjun ke Ambon ini.

Saat ini, kata Jose, terjadi bom Solo. Tidak lama kemudian ada pengakuan penjaga warnet yang melihat pelaku membuka internet. Dan yang dibuka adalah laman Alqaidah dan Ar-Rahmah. Pelaku juga meninggalkan tas yang berisi mushaf Alquran. Sama seperti pembajak pesawat pada peristiwa 9/11, yang juga meninggalkan tas berisi Alquran.

Sore harinya, Presiden SBY langsung tahu bahwa pelaku peledakan di Solo adalah kelompok yang meledakkan bom di masjid Mapolresta Cirebon. "Tentu saja runtutan peristiwa dan fakta-fakta ini, membuat kita berpikir adanya hubungan kemungkinan (possibility connection)," ujarnya.

Hubungan kemungkinan itu, kata Jose, bisa jadi continous conditioning (pengkondisian berkelanjutan) terorisme di Indonesia, sehubungan dengan kedatangan Obama ke Bali bulan November 2011. 

Yang kedua adalah pengalihan isu, sehubungan dengan akan disahkannya RUU Intelijen dan RUU Keamanan Negara oleh DPR. "Dan terakhir, bisa jadi ini merupakan rencana pihak-pihak tertentu yang ada hubungannya dengan masalah Ambon," pungkasnya.(republika.co.id)