Minggu, 04 September 2011

CIA pernah kerja sama dengan Gaddafi

ACEH MINUTES | HRW menuding CIA pernah bekerja sama dengan Libia dalam menginterogasi sejumlah tersangka teroris.

Lembaga pemerhati HAM, Human Right Watch, mengatakan mereka mendapatkan sebuah dokumen yang menunjukan adanya kerjasama intelijen antara badan inteleijen negara barat dengan Libia dimasa pemerintahan Kolonel Muammar Gaddai terkait persoalan terorisme.

Kerjasama itu terjadi beberapa saat setelah peristiwa serangan 11 September dan dalam dokumen yang ditemukan itu juga disebutkan bahwa badan intelijen AS, CIA, mengirimkan sejumlah tersangka teroris ke Libia untuk menjalani interogasi di negara tersebut.

Mereka program menyebut pengiriman tersangka teroris ini sebagai rendition.

Dalam program yang berlangsung sepanjang tahun 2002-2004 itu, CIA mengirimkan sejumlah tersangka kasus terorisme ke Tripoli.

Selain AS, Inggris juga terlibat dalam kegiatan ini, laporan yang ditemukan oleh Human Right Watch menyebutkan badan intelijen Inggris, MI6 menginformasikan sejumlah hal tentang kelompok penentang Gaddafi kala itu.

Laporan ini sendiri diduga ditemukan secara tidak sengaja.

Sebelumnya ribuan catatan korespondensi dari para pejabat AS dan Inggris itu ditemukan oleh aktivis di kantor yang sepertinya pernah digunakan oleh Moussa Koussa, Kepala Badan Intelijen Libia yang kemudian diangkat oleh Kolonel Gaddafi sebagai Menteri Luar Negeri.

Namun dokumen yang disebutkan oleh Human Rigth Watch itu belum bisa dilihat langsung oleh BBC atau diverifikasi oleh pihak indpenden lainnya.


Ikut bertanya

Wartawan BBC di Tripoli mengatakan laporan tentang keberadaan dokumen itu menunjukan adanya periode yang menggambarkan hubungan baik antara badan intelijen Libia dengan CIA dan MI6.

Tripoli saat itu menjadi salah satu mitra terpercaya bagi CIA dan MI6.

Human Right Watch menuding bahwa CIA telah membiarkan terjadinya penyiksaan terhadap sejumlah tersangka teroris tersebut.

"Ini bukan hanya persoalan menculik militan Islam yang dicurigai terlibat dalam kasus teroris dan kemudian menyerahkan mereka kepada intelijen Libia. Dalam dokumen ini juga menunjukan bahwa CIA mengirimkan sejumlah pertanyaan dan mereka ingin intelijen Libia menyampaikannya ke sejumlah tersangka. Melalui sejumlah dokumen ini juga tergambar bahwa Agen CIA ikut hadir dalam sejumlah kesempatan untuk menginterogasi para tersangka," kata Peter Bouckaert dari HRW.

Human Right Watch juga menyebutkan mereka menngidentifikasi salah satu tersangka yang terjaring dalam operasi itu adalah Abdel Hakim Belhaj, yang dalam dokumen itu disebut sebagai Abdullah al-Shadiq, yang sekarang komandan militer anti-pasukan Gaddafi di Tripoli.

Dokumen itu menyebutkan Amerika menangkapnya di kawasan tenggara Asia dan menerbangkannya ke Tripoli pada tahun 2004.

Belhaj sebelumnya mengatakan kepada Associated Press bahwa dia memang sempat terjaring dalam program itu namun dia tidak dendam terhadap peristiwa tersebut.

CIA sendiri menolak menyampaikan keterangan secara khusus tentang tuduhan yang disampaikan oleh Human Rigght Watch.

"Bukan sesuatu yang mengejutkan bahwa CIA bekerja sama dengan pemerintah asing untuk membantu menjaga keamanan negara kami dari terorisme dan ancaman berbahaya lainnya," kata Juru Bicara CIA, Jennifer Youngblood.(Detik.com)