Kamis, 01 September 2011

Dekat Osama Tapi Mengemis di Pakistan

Foto: dok. detik
Jakarta | Aceh Minutes - Hujan deras tengah mengguyur Abbottabad, Pakistan. Kalender menunjukkan hari itu tanggal 16 Januari 2011.

Di luar rumah Abdul Hameed, ada sepasang orang asing tengah berteduh. Mereka menggigil kedinginan dan tampak kelaparan. Putri Hameed yang tidak tega lantas meminta sang ayah agar menolong orang asing itu.

Orang asing itu adalah gembong teroris Umar Patek dan Rukkayah, istrinya. Atas persetujuan istrinya, Hameed pun mengizinkan sepasang orang asing itu menginap di kamar kosong di lantai dua.

"Kami pikir, mereka sesama manusia yang membutuhkan bantuan, bagaimana kami tega menolak," kata Hameed yang merupakan pensiunan akuntan itu seperti dilansir AFP.

Singkat cerita, pasangan orang asing itu pun tinggal satu rumah dengan keluarga Abdul Hameed. Abdul memang mengakui, ada keanehan perilaku pasangan orang asing yang telah diizinkan menumpang di rumahnya itu. Kedua orang asing ini tidak pernah meninggalkan kamar. Bahkan, nampan berisi makanan yang disediakan tiga kali dalam sehari oleh anak perempuan Hameed pun jarang disentuh.

Sembilan hari setelah orang asing itu menginap Hameed baru sadar tamunya adalah teroris yang tengah dicari-cari. Tentara Pakistan tiba-tiba menyerbu rumah Hameed, menggeledahnya, dan menyeret sang tamu setelah dilumpuhkan dengan tembakan.

***

Patek kabur dari Indonesia tidak lama setelah Dulmatin tewas. Sahabat dekat Patek ini tewas ditembak anggota Densus 88 Mabes Polri di rumah toko Multiplus, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten 10 Maret 2010 lalu. Saat penyergapan, Patek yang diduga sebagai Komandan Lapangan aksi serangan bom Bali I tahun 2002 itu juga berada di lokasi yang sama.

Setelah Dulmatin tewas, Patek kemudian melarikan diri ke luar negeri bersama istrinya yang berwarga negara Filipina. Meski warga Filipina, Rukkayah juga memiliki paspor Indonesia.

Selama Patek melarikan diri ke Pakistan, sejumlah media asing melansir, kehidupan teroris yang dibandrol US$ 1 juta itu dan istrinya agak berbeda.

Seperti pengakuan Abdul Hameed, pemilik rumah yang pernah menampung Umar Patek selama sembilan hari mendapatkan Patek dan istrinya dalam kondisi kedinginan akibat cuaca hujan yang saat itu melanda kota Abbottabad. Bahkan sejumlah media asing, khususnya di Inggris menyebutkan, kondisi pria asal Pemalang itu terlihat seperti pengemis dan menggelandang.

"Ya kan hidup berkelana. Mungkin saja dia mengemis atau menggelandang, kita melihatnya seperti itu. 

Tapi bagi dia yang memiliki alam pikiran dan pemahaman lain, mungkin menikmatinya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Untung Yoga Ana kepada detik+.

Namun kuasa hukum Umar Patek, Asludin Hatjani membantah kehidupan kliennya di Pakistan terlunta-lunta dan mengemis. Patek mengaku selama di Pakistan, ia ditampung rekannya yang bernama Haidar.

"Itu nggak benar. Saya dapat cerita langsung dari Umar Patek. Dia ditampung di rumah Haidar. Jadi selama ini hidupnya dijamin temannya itu," katanya kepada detik+.

Asludin juga membantah Patek ke Pakistan untuk mencari perlindungan Osama. Keberangkatan Umar Patek dan istrinya ke Pakistan disebut hanya pindah untuk istirahat. Ia memilih pindah karena saat itu dia sempat diajak Dulmatin agar mau melatih di tempat pelatihan di Aceh. "Umar menolak dan menghindar, sehingga dia pergi ke Pakistan," ujar Asludin.

Patek dan istrinya masuk ke Pakistan dengan memalsukan dokumen paspor. Paspor palsu itu didapat tersangka setumpuk kasus terorisme itu dari seorang agen di kantor imigrasi Jakarta Timur. Kantor ini juga yang dulu pernah mengeluarkan paspor Gayus Tambunan atas nama Sony Laksono.

"Paspornya sebenarnya asli. Hanya identitasnya yang palsu. Kedua (paspor) diurus di Jakarta Timurmelalui orang sana," jelas pengacara Patek, Asludin Hatjani.

Pihak kepolisian hingga saat ini masih melakukan penyidikan. Kepolisian mengaku sangat sulitmemahami jalan pikiran Patek. Mentor Amrozi ini memiliki tabiat yang berbeda dengan orang padaumumnya. "Semua manusia, saya mungkin juga anda dianggap tidak benar semua di matanya. Hanyadia yang merasa benar. Ini kan sulit," jelas Untung.(detik.com)