JAKARTA | ACEH MINUTES - Usai didorong dan kena bogem petugas keamanan di depan istana, Usman Hamid meradang. Menurutnya, tindakan aparat sangat menyalahi prosedur yang telah ditetapkan Kapolri mengenai protap pengamanan.
"Yang jelas-jelas tadi mendorong, memukul, menendang adalah bentuk ketakutan dari pemerintah terhadap rakyatnya. Ada yang bilang, hanya menjalankan aturan. Saya tanya aturan yang mana? Kami berkali-kali melakukan dialog dengan Kapolri membuat pedoman pengamanan. Tidak boleh pukul memukul. Kalau ada yang melanggar, ada yang salah, tangkap. Bawa dan proses sesuai prosedur," kata Usman berapi-api, Rabu (7/9/2011).
Hal itu dikatakan Usman setelah para pengunjuk rasa diusir dari depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (7/9/2011).
Usman menyayangkan sikap polisi dan tentara yang dinilai berlebihan menjaga aksi damai pendukung Munir memperingati 7 tahun kematian aktivis HAM tersebut. Menurutnya, 2 institusi tersebut justru harus berubah. Kalau perlu, kata Usman, polisi dan tentara menengah melawan jenderal-jenderalnya yang korup.
"Polisi harus melawan, tentara harus melawan. Di Filipina, di Thailand, tentara, polisi bawah melawan atasan, melawan jenderal-jenderal. Disini, jenderal-jenderal polisi, jenderal tentara korup kenapa harus dituruti?" tandasnya kesal.
Sebelumnya, peringatan 7 tahun tewasnya Munir diwarnai insiden kekerasan. Serombongan demonstran dari Kontras dihalau aparat dari depan Istana Merdeka. Akibatnya beberapa orang pendemo luka ringan.(Detik.com)
"Yang jelas-jelas tadi mendorong, memukul, menendang adalah bentuk ketakutan dari pemerintah terhadap rakyatnya. Ada yang bilang, hanya menjalankan aturan. Saya tanya aturan yang mana? Kami berkali-kali melakukan dialog dengan Kapolri membuat pedoman pengamanan. Tidak boleh pukul memukul. Kalau ada yang melanggar, ada yang salah, tangkap. Bawa dan proses sesuai prosedur," kata Usman berapi-api, Rabu (7/9/2011).
Hal itu dikatakan Usman setelah para pengunjuk rasa diusir dari depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (7/9/2011).
Usman menyayangkan sikap polisi dan tentara yang dinilai berlebihan menjaga aksi damai pendukung Munir memperingati 7 tahun kematian aktivis HAM tersebut. Menurutnya, 2 institusi tersebut justru harus berubah. Kalau perlu, kata Usman, polisi dan tentara menengah melawan jenderal-jenderalnya yang korup.
"Polisi harus melawan, tentara harus melawan. Di Filipina, di Thailand, tentara, polisi bawah melawan atasan, melawan jenderal-jenderal. Disini, jenderal-jenderal polisi, jenderal tentara korup kenapa harus dituruti?" tandasnya kesal.
Sebelumnya, peringatan 7 tahun tewasnya Munir diwarnai insiden kekerasan. Serombongan demonstran dari Kontras dihalau aparat dari depan Istana Merdeka. Akibatnya beberapa orang pendemo luka ringan.(Detik.com)