JAKARTA | ACEH MINUTES - Sejumlah aktivis perempuan sore ini akan menggelar aksi di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Mereka mengecam maraknya aksi perkosaan yang dialami kaum hawa terutama di Jakarta.
Namun ada yang berbeda dalam aksi kali ini. Mayoritas peserta aksi akan mengenakan kostum rok mini dan celana pendek (hot pants). Hal ini dilakukan untuk menyadarkan semua pihak bahwa tragedi perkosaan bukan karena faktor pakaian perempuan, tetapi lebih karena niat dari pelaku.
�
"Banyak yang menyalahkan korban perkosaan karena pakai rok mini termasuk Gubernur Fauzi Bowo. Padahal, yang pakai jilbab juga banyak yang menjadi korban perkosaan. Jadi perkosaan itu bukan faktor pakaian korban," kata juru bicara aksi, Dhyta Caturani, kepada okezone, Minggu (18/9/2011).
Menurutnya, aksi ini bukan hanya untuk menyoroti pernyataan Foke (sapaan Fauzi Bowo) yang dinilai menyalahkan perempuan, tetapi juga lebih kepada keprihatinan para kaum hawa. Mereka berharap aksi perkosaan dan penindasan kepada perempuan segera diakhiri.
"Banyak yang menjadi korban perkosaan di rumah dan pelakunya kadang dari pihak keluarga. Ini sangat memprihatinkan. Jadi jangan lagi salahkan korban dalam kasus perkosaan," tukasnya.
Sebagaimana diketahui, beberapa hari lalu Foke sempat melontarkan pesan kepada masyarakat Jakarta khususnya para perempuan agar tidak mengenakan rok mini saat menggunakan jasa angkutan umum. Hal ini dilakukan untuk mencegah aksi perkosaaan seperti yang dialami RS (28) di mobil angkot D 02 belum lama ini.(Okezone.com)
Minggu, 18 September 2011
"Jangan Pernah Percaya dengan Amerika Serikat"
TEHERAN | ACEH MINUTES - Pemimpin spiritual Iran Ayatullah Ali Khameni memperingatkan negara-negara Arab yang tengah dilanda revolusi, untuk tidak mempercayai dunia barat. Khameni meminta negara-negara Arab untuk tetap percaya dengan Islam.
"Jangan pernah percaya Amerika, NATO dan rezim kriminal seperti Inggris, Prancis dan Italia. Mereka sejak lama telah membagi wilayah kalian dan menghancurkannya," ungkap Khamanei seperti dikutip AFP, Sabtu (17/9/2011).
Khamenei yang memegang kekuasaan tertinggi di Iran, memperingatkan negara-negara Arab untuk tetap waspada dan terus mencari pemecahan masalah dengan jalan Islam.
"Tetapi curigai mereka (Negara Barat) dan jangan percayai senyum mereka. Dibalik senyum itu ada konspirasi dan pengkhianatan," tutur Khamenei.
Selama revolusi yang berlangsung, Iran memang mendukung keras perubahan yang terjadi di Negara Arab di beberapa negara seperti Libya, Mesir dan Tunisia. Namun, Iran tidak mendukung perubahan yang terjadi di Suriah.
Pemerintah Negeri Paramullah tersebut selama ini terus menuduh pihak Barat berusaha membajak pergerakan revolusi yang terjadi di negara Arab.�
Bagi Khamenei, tujuan utama dari revolusi regional ini seharusnya pembentukan negara Islam yang didasarkan atas agama, logika serta ilmu pengetahuan dan moral. Tentunya hal ini amat berbeda dengan apa yang diinginkan oleh negara Barat.
Khamenei pun mengecam keterlibatan North Atlantic Treaty Organization (NATO) di Libya. Menurutnya, operasi NATO mengakibatkan Libya kerugian besar akibat kerusakan infrastruktur mereka.(Okezone.com)
"Jangan pernah percaya Amerika, NATO dan rezim kriminal seperti Inggris, Prancis dan Italia. Mereka sejak lama telah membagi wilayah kalian dan menghancurkannya," ungkap Khamanei seperti dikutip AFP, Sabtu (17/9/2011).
Khamenei yang memegang kekuasaan tertinggi di Iran, memperingatkan negara-negara Arab untuk tetap waspada dan terus mencari pemecahan masalah dengan jalan Islam.
"Tetapi curigai mereka (Negara Barat) dan jangan percayai senyum mereka. Dibalik senyum itu ada konspirasi dan pengkhianatan," tutur Khamenei.
Selama revolusi yang berlangsung, Iran memang mendukung keras perubahan yang terjadi di Negara Arab di beberapa negara seperti Libya, Mesir dan Tunisia. Namun, Iran tidak mendukung perubahan yang terjadi di Suriah.
Pemerintah Negeri Paramullah tersebut selama ini terus menuduh pihak Barat berusaha membajak pergerakan revolusi yang terjadi di negara Arab.�
Bagi Khamenei, tujuan utama dari revolusi regional ini seharusnya pembentukan negara Islam yang didasarkan atas agama, logika serta ilmu pengetahuan dan moral. Tentunya hal ini amat berbeda dengan apa yang diinginkan oleh negara Barat.
Khamenei pun mengecam keterlibatan North Atlantic Treaty Organization (NATO) di Libya. Menurutnya, operasi NATO mengakibatkan Libya kerugian besar akibat kerusakan infrastruktur mereka.(Okezone.com)
Soal Rok Mini, Kemendagri Dukung Imbauan Bupati
JAKARTA | ACEH MINUTES - Pemerintahan Kabupaten Aceh Barat mengeluarkan pernyataan kontroversial dalam menegakkan peraturan daerah syariah atau qanun. Demi menegakkan aturan kewajiban menggunakan pakaian sesuai syariah Islam, pemerintah setempat menyatakan perempuan yang tidak mengenakan pakaian sesuai Islam layak diperkosa.
Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Aceh Barat Ramli Mansur, seperti dikutip harian The Jakarta Globe (The Jakarta Globe: They are asking to get raped ), menilai perempuan yang tidak berpakaian sesuai syariah seperti minta diperkosa.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Reydonnyzar Moenek menjelaskan, Provinsi Nagroe Aceh Darussalam (NAD) memiliki aturan tersendiri untuk mengatur pemerintahannya. "Kita harus menghormatinya," tandas pejabat yang akrab disapa Donny itu kemarin (16/9).
Donny menerangkan, aturan spesial bagi NAD ini dilandasi Undang-undang (UU) Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Lebih khusus lagi, otonomi khusus di NAD juga diatur dalam UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Nah, lanjut Donny, berdasarkan dua undang-undang itu NAD memberikan wewenang lebih bagi NAD untuk membuat kebijakan tertentu. "Tapi perlu diingat, kebijakan itu hanya berlaku lokal," kata dia.
Terkait mencuatnya pernyataan perempuan yang tidak berbusana sesuai syariah layak diperkosa, Donny tidak mengomentarinya secara khusus. "Yang jelas harus dimaknai positif. Tidak mungkin omongan Bupati Aceh Barat (Ramli Mansur, red) sekeras itu," tandasnya.
Donny menduga, pernyataan tersebut menjadi semacam cambuk bagi warga setempat untuk menjalankan perda atau Qanun. Dia menjelaskan, meski menerapkan otonomi khusus, Qanun merupakan penjabaran peraturan perundang-udangan yang lebih tinggi.
Menurut Donny, ancaman perempuan yang tidak berbusana sesuai syariah layak diperkosa itu bertentangan dengan undang-undang yang lebih tinggi. "Jadi menurut saya, maksudnya tidak seperti itu," papar Donny.
Dia memaparkan, penerapan Qanun di NAD memang sempat menimbulkan pro dan kontra. Sebelumnya, penerapan hukuman cambuk di NAD sempat menuai kecaman. Namun, jelas Donny, kebijakan itu merupakan buah dari otonomi khusus di NAD yang harus dihormati. Namun, jika aturan serupa dilakukan di luar NAD, baru menjadi kesalahan.
Secara terpisah, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menilai kejahatan berupa pemerkosaan di angkutan kota yang akhir-akhir ini marak terjadi, antara lain, disebabkan penumpang wanita kerap mengenakan pakaian yang minim, seperti rok mini. Untuk itu, Fauzi Bowo mengimbau penumpang angkot tidak mengenakan pakaian yang bisa mendatangkan niat jahat dari kaum lelaki.
"Kaum hawa yang menggunakan sarana transportasi angkutan umum saat berpergian hendaknya tidak menggunakan rok mini. Hal ini agar tidak memancing orang berlaku asusila pada perempuan itu," kata Fauzi Bowo kemarin (16/9).
Foke (sapaan akrab Fauzi), juga menyarankan para kaum hawa yang hendak berpergian tidak memakai perhiasan secara berlebihan. "Pemakaian perhiasan secara berlebihan saat menggunakan angkutan umum juga bisa memancing pelaku untuk melakukan aksi kriminal," ujar Foke.
Lebih lanjut, orang nomor satu di DKI ini, mengatakan kasus pemerkosaan yang menimpa penumpang wanita di angkutan umum sebenarnya tidak hanya terjadi di ibu kota, namun hampir di semua kota besar. Hal ini karena kondisi angkutan umum di kota-kota besar di Indonesia memang masih membutuhkan perbaikan. Khusus untuk Jakarta, ia telah menginstruksikan Dinas Perhubungan (dishub) untuk meningkatkan koordinasi dengan aparat kepolisian.
"Ini menjadi catatan yang akan dibahas Dinas Perhubungan dan aparat berwenang," tuturnya. Dinas perhubungan, kata Foke, tidak bisa lepas dari tanggung jawab ini. Dishub harus bekerja sama dengan kepolisian agar masalah pemerkosaan di dalam angkot tidak terulang.
Pengamat transportasi, Darmaningtyas, melihat masalah ini berujung pada tidak dilaksanakannya UU Nomor 2 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam UU tersebut dituliskan, angkutan umum harus dikelola oleh badan hukum. "Kalau bus besar kepemilikannya jelas, sehingga jika ada persoalan hukum kita gampang menuntutnya. Tapi kalau angkot ini kepemilikannya personal. Sehingga kalau ada kasus seperti pemerkosaan atau pembunuhan itu sulit dilacak," ujarnya.(jpnn.com)
Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Aceh Barat Ramli Mansur, seperti dikutip harian The Jakarta Globe (The Jakarta Globe: They are asking to get raped ), menilai perempuan yang tidak berpakaian sesuai syariah seperti minta diperkosa.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Reydonnyzar Moenek menjelaskan, Provinsi Nagroe Aceh Darussalam (NAD) memiliki aturan tersendiri untuk mengatur pemerintahannya. "Kita harus menghormatinya," tandas pejabat yang akrab disapa Donny itu kemarin (16/9).
Donny menerangkan, aturan spesial bagi NAD ini dilandasi Undang-undang (UU) Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Lebih khusus lagi, otonomi khusus di NAD juga diatur dalam UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Nah, lanjut Donny, berdasarkan dua undang-undang itu NAD memberikan wewenang lebih bagi NAD untuk membuat kebijakan tertentu. "Tapi perlu diingat, kebijakan itu hanya berlaku lokal," kata dia.
Terkait mencuatnya pernyataan perempuan yang tidak berbusana sesuai syariah layak diperkosa, Donny tidak mengomentarinya secara khusus. "Yang jelas harus dimaknai positif. Tidak mungkin omongan Bupati Aceh Barat (Ramli Mansur, red) sekeras itu," tandasnya.
Donny menduga, pernyataan tersebut menjadi semacam cambuk bagi warga setempat untuk menjalankan perda atau Qanun. Dia menjelaskan, meski menerapkan otonomi khusus, Qanun merupakan penjabaran peraturan perundang-udangan yang lebih tinggi.
Menurut Donny, ancaman perempuan yang tidak berbusana sesuai syariah layak diperkosa itu bertentangan dengan undang-undang yang lebih tinggi. "Jadi menurut saya, maksudnya tidak seperti itu," papar Donny.
Dia memaparkan, penerapan Qanun di NAD memang sempat menimbulkan pro dan kontra. Sebelumnya, penerapan hukuman cambuk di NAD sempat menuai kecaman. Namun, jelas Donny, kebijakan itu merupakan buah dari otonomi khusus di NAD yang harus dihormati. Namun, jika aturan serupa dilakukan di luar NAD, baru menjadi kesalahan.
Secara terpisah, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menilai kejahatan berupa pemerkosaan di angkutan kota yang akhir-akhir ini marak terjadi, antara lain, disebabkan penumpang wanita kerap mengenakan pakaian yang minim, seperti rok mini. Untuk itu, Fauzi Bowo mengimbau penumpang angkot tidak mengenakan pakaian yang bisa mendatangkan niat jahat dari kaum lelaki.
"Kaum hawa yang menggunakan sarana transportasi angkutan umum saat berpergian hendaknya tidak menggunakan rok mini. Hal ini agar tidak memancing orang berlaku asusila pada perempuan itu," kata Fauzi Bowo kemarin (16/9).
Foke (sapaan akrab Fauzi), juga menyarankan para kaum hawa yang hendak berpergian tidak memakai perhiasan secara berlebihan. "Pemakaian perhiasan secara berlebihan saat menggunakan angkutan umum juga bisa memancing pelaku untuk melakukan aksi kriminal," ujar Foke.
Lebih lanjut, orang nomor satu di DKI ini, mengatakan kasus pemerkosaan yang menimpa penumpang wanita di angkutan umum sebenarnya tidak hanya terjadi di ibu kota, namun hampir di semua kota besar. Hal ini karena kondisi angkutan umum di kota-kota besar di Indonesia memang masih membutuhkan perbaikan. Khusus untuk Jakarta, ia telah menginstruksikan Dinas Perhubungan (dishub) untuk meningkatkan koordinasi dengan aparat kepolisian.
"Ini menjadi catatan yang akan dibahas Dinas Perhubungan dan aparat berwenang," tuturnya. Dinas perhubungan, kata Foke, tidak bisa lepas dari tanggung jawab ini. Dishub harus bekerja sama dengan kepolisian agar masalah pemerkosaan di dalam angkot tidak terulang.
Pengamat transportasi, Darmaningtyas, melihat masalah ini berujung pada tidak dilaksanakannya UU Nomor 2 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam UU tersebut dituliskan, angkutan umum harus dikelola oleh badan hukum. "Kalau bus besar kepemilikannya jelas, sehingga jika ada persoalan hukum kita gampang menuntutnya. Tapi kalau angkot ini kepemilikannya personal. Sehingga kalau ada kasus seperti pemerkosaan atau pembunuhan itu sulit dilacak," ujarnya.(jpnn.com)
Adnan Beuransah Diteriaki Turun Saat Berpidato
SIGLI | ACEH MINUTES - Turun... turun... Demikian teriakan sejumlah pengunjung yang memadati Masjid Reubee, Kecamatan Delima, Pidie, ketika Tgk Adnan Beuransah berpidato menyampaikan kata sambutan pada acara pengukuhan Pengurus Besar Rabitah Mutaalimin Pidie (PB Rampi) Aceh, yang dipusatkan di masjid tersebut, Jumat (16/9) malam lalu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Serambi, kemarin, keluarnya teriakan minta turun itu, disebut-sebut karena materi pidato yang disampaikan Adnan sempat melebar ke masalah politik. Namun, yel-yel pengunjung itu tidak sampai mengganggu tertib acara prosesi pengukuhan PB Rampi, karena Adnan akhirnya turun sendiri dari mimbar setelah merasa pidatonya tuntas.
Menurut beberapa pengunjung, pada awalnya kegiatan seremonial yang dibuka dengan pembacaan kitab suci Alquranul Karim itu berjalan lancar dan tak terlihat atau terdengar sikap menentang dari pengunjung. Begitu juga, ketika protokol mempersilakan Adnan yang memang diundang khusus untuk menyampaikan kata sambutan pada acara pengukuhan 15 personil pengurus organisasi itu.
Namun, sekitar empat menit Adnan Beuransah yang juga Ketua Komisi A DPRA itu menyampaikan sambutannya, tiba-tiba terdengar suara teriakan sejumlah pengunjung, turun... turun.... Di tengah yel-yel yang semakin lama semakin nyaring itu, terdengar pula ucapan pengunjung, Turun... turun... Jangan berkampanye dan berbicara politik di sini...
Pada saat itu, isi sambutan yang disampaikan Adnan sempat menyinggung masalah politik dalam pengertian luas, termasuk menyebutkan bahwa berorganisasi adalah politik. Menyadari pengunjung tidak menyukai isi pidatonya, Adnan pun mengubah haluan sambutan dan tidak lagi menyinggung-nyinggung masalah politik. Tapi, pengunjung tetap ngeyel dengan terus berteriak turun... turun...
Beberapa menit kemudian, menyadari pengunjung tak lagi bisa diajak kompromi dan merasa pidato sambutan yang disampaikannya sudah cukup memadai, Adnan memutuskan turun dari mimbar dengan memberikan salam penutup. Itu keputusan tepat, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,kata seorang warga yang minta namanya tidak ditulis.
Sementara itu, Adnan Beuransah, yang coba dihubungi Serambi, Sabtu (17/8) kemarin, guna diminta klarifikasi terkait masalah tersebut, tidak berhasil dihubungi. Upaya menghubunginya melalui telepon juga gagal karena handphone-nya bernada tidak aktif. Demikian pula pesan pendek (SMS) yang sempat dikirim, juga tidak ada balasannya.(Serambinews.com)
Berdasarkan informasi yang dihimpun Serambi, kemarin, keluarnya teriakan minta turun itu, disebut-sebut karena materi pidato yang disampaikan Adnan sempat melebar ke masalah politik. Namun, yel-yel pengunjung itu tidak sampai mengganggu tertib acara prosesi pengukuhan PB Rampi, karena Adnan akhirnya turun sendiri dari mimbar setelah merasa pidatonya tuntas.
Menurut beberapa pengunjung, pada awalnya kegiatan seremonial yang dibuka dengan pembacaan kitab suci Alquranul Karim itu berjalan lancar dan tak terlihat atau terdengar sikap menentang dari pengunjung. Begitu juga, ketika protokol mempersilakan Adnan yang memang diundang khusus untuk menyampaikan kata sambutan pada acara pengukuhan 15 personil pengurus organisasi itu.
Namun, sekitar empat menit Adnan Beuransah yang juga Ketua Komisi A DPRA itu menyampaikan sambutannya, tiba-tiba terdengar suara teriakan sejumlah pengunjung, turun... turun.... Di tengah yel-yel yang semakin lama semakin nyaring itu, terdengar pula ucapan pengunjung, Turun... turun... Jangan berkampanye dan berbicara politik di sini...
Pada saat itu, isi sambutan yang disampaikan Adnan sempat menyinggung masalah politik dalam pengertian luas, termasuk menyebutkan bahwa berorganisasi adalah politik. Menyadari pengunjung tidak menyukai isi pidatonya, Adnan pun mengubah haluan sambutan dan tidak lagi menyinggung-nyinggung masalah politik. Tapi, pengunjung tetap ngeyel dengan terus berteriak turun... turun...
Beberapa menit kemudian, menyadari pengunjung tak lagi bisa diajak kompromi dan merasa pidato sambutan yang disampaikannya sudah cukup memadai, Adnan memutuskan turun dari mimbar dengan memberikan salam penutup. Itu keputusan tepat, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,kata seorang warga yang minta namanya tidak ditulis.
Sementara itu, Adnan Beuransah, yang coba dihubungi Serambi, Sabtu (17/8) kemarin, guna diminta klarifikasi terkait masalah tersebut, tidak berhasil dihubungi. Upaya menghubunginya melalui telepon juga gagal karena handphone-nya bernada tidak aktif. Demikian pula pesan pendek (SMS) yang sempat dikirim, juga tidak ada balasannya.(Serambinews.com)
Suratnya Tak Lengkap, Permohonan Mundur Briptu Norman Dikembalikan
JAKARTA | ACEH MINUTES - Briptu Norman Kamaru telah mengajukan surat permohonan mundur sebagai anggota Brimob Gorontalo. Namun permohanan itu ditolak Polda Gorontalo karena surat permohonan itu dinilai tidak lengkap.
"Permohonannya dikembalikan karena format permohonannya tidak ditandatangani oleh Kepala Satuan Brimob sebagai atasan langsung," ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam kepada detikcom, Minggu (18/9/2011).
Hingga saat ini, surat tersebut belum juga diserahkan kembali oleh Norman ke Polda Gorontalo. Kedua orangtua Norman yang disarankan berkomunikasi langsung dengan Kapolda Gorontalo terkait pengunduran diri Norman, belum juga muncul.
"Kedua orangtuanya disarankan langsung menghadap Kapolda dengan membawa permohonan Briptu Norman, namun sampai dengan saat ini belum juga menghadap Kapolda," papar Anton.
Nama Norman memang melejit setelah video lip-sync lagu Chaiya chaiya beredar di dunia maya. Aksi yang awalnya hanya sekedar iseng itu justru membuat Norman kebanjiran tawaran manggung.
Saat diundang ke Jakarta, Norman melakukan road show ke berbagai acara menunjukan kebolehannya melakukan lip-sync. Aksi Norman pun membuat pendapatannya meningkat secara luar biasa di luar gaji sebagai anggota Brimob. Terlebih lagi sambutan positif dari masyarakat.
Namun pelan-pelan, Norman seperti melupakan tugas utamannya sebagai anggota Brimob. Norman disebut-sebut sering manggung tanpa diketahui oleh pimpinan.(Detik.com)
"Permohonannya dikembalikan karena format permohonannya tidak ditandatangani oleh Kepala Satuan Brimob sebagai atasan langsung," ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam kepada detikcom, Minggu (18/9/2011).
Hingga saat ini, surat tersebut belum juga diserahkan kembali oleh Norman ke Polda Gorontalo. Kedua orangtua Norman yang disarankan berkomunikasi langsung dengan Kapolda Gorontalo terkait pengunduran diri Norman, belum juga muncul.
"Kedua orangtuanya disarankan langsung menghadap Kapolda dengan membawa permohonan Briptu Norman, namun sampai dengan saat ini belum juga menghadap Kapolda," papar Anton.
Nama Norman memang melejit setelah video lip-sync lagu Chaiya chaiya beredar di dunia maya. Aksi yang awalnya hanya sekedar iseng itu justru membuat Norman kebanjiran tawaran manggung.
Saat diundang ke Jakarta, Norman melakukan road show ke berbagai acara menunjukan kebolehannya melakukan lip-sync. Aksi Norman pun membuat pendapatannya meningkat secara luar biasa di luar gaji sebagai anggota Brimob. Terlebih lagi sambutan positif dari masyarakat.
Namun pelan-pelan, Norman seperti melupakan tugas utamannya sebagai anggota Brimob. Norman disebut-sebut sering manggung tanpa diketahui oleh pimpinan.(Detik.com)
Langganan:
Postingan (Atom)