Sabtu, 17 September 2011

Lawan MU, Chelsea Tanpa Drogba

LONDON | ACEH MINUTES - Penyerang Didier Drogba belum pulih dari masalah gegar otak dan karena itu tak masuk skuad Chelsea yang akan melakoni laga Premier League melawan Manchester United (MU), di Old Trafford, Minggu (18/9/2011). Demikian dikatakan manajer Chelsea, Andre Villas-Boas.

Drogba mengalami masalah tersebut akibat berbenturan dengan kiper Norwich City, pada laga Premier League, 27 Agustus lalu dan belum bermain sampai sekarang. Ia sempat diprediksi bisa sembuh dan bisa tampil melawan MU.

"Didier telah menjalani sesi latihan dengan intensitas medium pada hari Kamis kemarin dan hari ini (Jumat) telah menjalani sesi latihan berintensitas tinggi. Namun, terlalu dini baginya untuk tampil melawan Manchester United," ujar Villas-Boas.

Selain itu, dua kiper cadangan Chelsea, Ross Turnbull dan Hilario juga bermasalah dengan kebugaran. Meski begitu, salah satu dari mereka akan tetap dibawa ke Old Trafford untuk melapis Petr Cech.

"Hilario mengalami benturan pada tulang pinggul. Ia akan menjalani pemindaian dan kami berusaha mencari tahu seberapa parah cederanya. Tingkat kebugaran Turnbull mencapai 80 persen setelah menjalani masa pemulihan. Salah satu dari mereka akan ada di kursi cadangan (pada laga melawan MU)," tambahnya.(kompas.com)

"Tsunami diplomatik" membayang di Sidang MU PBB

JAKARTA | ACEH MINUTES - Pada September ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menjadi ajang pertarungan besar politik, saat Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengajukan permintaan pengakuan PBB ke Dewan Keamanan dan keanggotaan Negara Palestina.

Abbas telah lama menyatakan akan mengajukan permohonan pengakuan dari Sidang Majelis Umum (MU) PBB bagi Negara Palestina setelah perundingan dengan Israel muncul-tenggelam tanpa pernah ada hasil nyata.

Sejak Kesepakatan Oslo ditandatangani pada tahun 1993, babak baru dalam sejarah Timur Tengah pun merekah. Pemimpin organisasi pembebasan Palestina (PLO) saat itu, Yasser Arafat, dan Perdana Menteri (PM) Israel, Yitzak Rabin, di hadapan Presiden Amerika Selatan (AS), Bill Clinton, berfoto di depan para wartawan, berjabat tangan, dan membawa perundingan Israel-Palestina ke "hasil kesepakatan yang sebenarnya".

Dengan menandatangani Kesepakatan Oslo, kedua belah pihak saling mengakui untuk pertama kali dalam sejarah dan membuat kesepakatan dua negara untuk pertama kali pula. Setelah menandatangani kesepakatan tersebut, gagasan bahwa perdamaian "akhirnya akan dimungkinkan" mulai merambah ke seluruh dunia. 

Sejak itu muncul harapan bahwa pertikaian Arab-Israel bisa dipecahkan untuk selamanya, dan perdamaian akan membawa kemakmuran dan kebahagiaan ke Timur Tengah. 

Shimon Peres, orang nomor dua di Israel kala itu, menulis sebuah buku berjudul "The New Middle East", yang menggambarkan pemandangan membahagiakan tersebut. Buku itu segera terjual laris. Penampilan Israel sebagai "pembawa perdamaian" kelihatannya meyakinkan hampir setiap orang. 

Akan tetapi, Harun Yahya menerbitkan buku tandingan dengan judul "The New Masonic Order". Di dalam buku yang pertama kali diterbitkan pada Februari 1996 tersebut, Harun Yahya menggambarkan betapa penampilan itu tidak mencerminkan kenyataan, dan betapa perdamaian Israel hanyalah "perdamaian basa-basi".

Harun Yahya adalah nama pena Adnan Oktar, yang dilahirkan di Ankara, Turki, pada tahun 1956.

Harun Yahya menerangkannya bahwa dengan berunding bersama PLO, Israel sebenarnya ingin memperburuk pertikaian antara mereka dan HAMAS. Israel, katanya, sebenarnya tidak mempunyai niat menarik diri dari Daerah Pendudukan, dan bahwa mereka hanya menjadikan perdamaian sebagai permainan taktik. 

Kini setelah proses perdamaian tersebut berjalan selama sekitar 18 tahun dari kedua penandatangannya telah tiada, pembicaraan perdamaian Palestina-Israel macet, sehingga Mahmoud Abbas --pengganti Arafat-- bertekad mengambil jalan pintas, mendekati Sidang Majelis Umum dan meminta pengakuan di sana.

Tindakan Palestina itu mendapat dukungan penuh Arab. Pada 14 Juli, Liga Arab berjanji "akan melakukan semua langkah yang diperlukan" guna memastikan diperolehnya pengakuan bagi Negara Palestina melalui Dewan Keamanan.

Sementara itu, Israel sibuk mengerahkan semua temannya dan energi dahsyatnya sendiri guna menggagalkan usaha Abbas, dan Presiden AS Barack Obama tak ketinggalan serta sudah menyatakan ia akan menggunakan hak veto AS guna menghalangi upaya Abbas.

Pada Kamis (8/9), pemerintah AS mengatakan dengan gamblang bahwa Gedung Putih akan menggagalkan upaya Palestina untuk bergabung menjadi anggota PBB dalam resolusi Dewan Keamanan PBB.

"Tindakan pemerintah itu bukan sesuatu yang mengejutkan. AS menentang langkah Palestina, yang berusaha mendirikan sebuah negara, yang hanya dapat dilakukan dengan negosiasi, di New York," kata juru bicara AS, Victoria Nuland, dalam pertemuan rutin, sebagaimana dilaporkan Xinhua. 

Reaksi keras

Amerika Serikat juga menghadapi reaksi keras sekutu dekatnya yang lain di Timur Tengah, Arab Saudi. Pada Jumat, 10 Juni, Pangeran Turki Al-Faisal, mantan duta besar Arab Saudi untuk AS, memberi tanda tegas mengenai proses mendatang di PBB.

"Akan ada konsekuensi yang berisi bencana bagi hubungan AS-Arab Saudi, jika AS memveto pengakuan PBB atas Negara Palestina," kata Pangeran Turki, yang tak memangku jabatan di pemerintah tapi mencerminkan pikiran pemerintah di Riyadh, sebagaimana dilaporkan media internasional.

Menurut Pangeran Turki, kerajaan Teluk itu akan menggunakan semua kekuatan diplomatiknya untuk mendukung upaya Palestina untuk meminta pengakuan internasional.

"Para pemimpin Amerika telah lama menyebut Israel sekutu `yang sangat diperlukan`. Mereka akan segera tahu bahwa ada pemain lain di wilayah ini, `yang lebih diperlukan`," kata Pangeran Turki pada Juni. 

Permainan pemberian dukungan bagi Israel telah terbukti tidak bijaksana buat Washington, kata Pangeran Turki, dan dalam waktu dekat itu akan terbukti sebagai tindakan yang lebih bodoh lagi.

Lalu, mengapa Palestina nekad menempuh risiko bahwa tindakannya bisa membuat hubungannya dengan AS jadi jauh?

Alasannya kasat mata, yaitu penyerobotan wilayah Tepi Barat Sungai Jordan dan Jerusalem Timur oleh Israel, kemacetan total perundingan Palestina-Israel, perasaan Palestina bahwa, sementara dunia Arab diguncang revolusi, tiba waktunya bagi mereka untuk juga menarik perhatian besar masyarakat internasional.

Alasan lain, kata Patrick Seale penulis tentang Timur Tengah, bisa jadi karena mereka merasa AS --penaja utama proses perdamaian Timur Tengah-- sudah bukan lagi penengah yang adil dan tak bisa melepaskan diri dari cengkeraman lobi Yahudi, kekuatan pro-Israel di Kongres AS.

Selama proses menuju pemungutan suara di PBB pada September, Israel dan Palestina telah gencar melakukan lobi. Palestina tahu mereka takkan kesulitan untuk mengumpulkan dukungan dari negara berkembang.

Di antara 193 anggota PBB, 122 sudah mengakui Negara Palestina. Jumat itu dapat bertambah jadi sebanyak 154, hampir sebanding dengan Israel, yang memiliki hubungan diplomatik dengan 156 negara.

Masalahnya buat Palestina adalah posisi pada negara kaya, tangguh dan maju layaknya Amerika Utara, Eropa dan Australia-Asia. Dari sana lah Israel bisa meraup keuntungan.

Uni Eropa diperkirakan akan jadi ajang pertempuran sesungguhnya bagi perang diplomasi Palestina-Israel, dan di sana tersimpan "suara berayun" yang penting, yaitu Inggris, Prancis dan Jerman.

Prancis diperkirakan akan memberi suara buat Palestina, seperti seringkali dikatakan oleh Presiden Nicolas Sakozy. Tapi, ia baru-baru ini tampaknya telah bergeser ke kubu pro-Israel. Jerman, seperti biasa, diduga akan memberi suara yang menentang Palestina, sementara Inggris belum memperlihatkan sikap jelas.

Secara resmi Uni Eropa telah lama mendukung penyelesaian dua negara. Tapi, beberapa negara Eropa boleh jadi khawatir tindakan "sepihak" Palestina bisa menimbulkan risiko memecah Uni Eropa dan menambah dalam perpecahan lintas-Atlantik.

Palestina tampaknya tak memiliki jalan ke luar lain. Mereka melihat pemerintah PM Israel, Benjamin Netanyahu, bukan lah mitra yang bisa diandalkan untuk mewujudkan berdirinya Negara Palestina.

Pemerintah Netanyahu cuma mengenal satu taktik, yaitu menentang upaya Palestina untuk meminta pengakuan PBB.

Israel, yang tak ragu untuk "beradu kepala" dengan pengakuan PBB atas Negara Palestina, berharap bisa meraih "kemenangan moral", jika negara utama Uni Eropa --seperti Jerman, Prancis dan Inggris-- abstein atau malah menggunakan hak veto terhadap pengakuan itu.

Pada dasarnya, Netanyahu diperkirakan akan berkilah Palestina "hanya memperoleh mayoritas otomatis", dan negara besar Barat tak mendukungnya.

Tapi, AS sedang dirundung masalah pencitraan. Pengaruh AS di dunia Arab dan Islam sudah mengalami penurunan drastis. Selain dukungan membabi-butanya untuk Israel, perangnya di Irak, Afghanistan, Pakistan dan serangannya terhadap kelompok gerilyawan Muslim di Yaman, serta tempat lain, telah mencuatkan rasa permusuhan besar.

Di antara tindakan yang mengirim gelombang kejutan kedua dunia Arab ialah veto AS pada Februari terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk berlanjutnya pembangunan permukiman oleh Israel.

Obama juga mengirim kejutan dengan menentang perujukan Fatah dengan HAMAS, dan penolakan kerasnya terhadap strategi Palestina di PBB. 

Namun, AS juga menghadapi kejutan dengan mundurnya George Mitchell, utusan khusus Obama untuk Timur Tengah, pada Mei. Ia dilaporkan merasa kecewa karena selama dua tahun ia tak mampu menggeser Netanyahu dari posisinya, sekalipun hanya satu inci.

Hal yang menjadi pertanyaan sesungguhnya ialah apa yang akan terjadi setelah pengakuan di PBB, dan proses tersebut mungkin sangat penting bagi AS.

Sementara itu, jajaran militer dan politik Israel berusaha untuk pada akhirnya menghadapi protes besar-besar di Tepi Barat, setelah sebanyak 140 negara mengakui Palestina. Kemungkinan pecahnya kerusuhan memang mengerikan.(antaranews)

11 tentara anti-gaddafi tewas

TRIPOLI | ACEH MINUTES - Para petempur yang setia pada penguasa baru Libya mengatakan mereka mengalami korban berat dalam pertempuran untuk menguasai kota kampung halaman Muamar Gaddafi, Sirte dengan setidaknya 11 orang tewas dan 34 lainnya cedera.

"Laporan-laporan awal menyebutkan 11 orang tewas dn 34 lainnya cedera," kata sebuah pernyataan berbahasa Inggris yang dikeluarkan Dewan Militer Misrata dikutip oleh AFP.

Pernyataan itu menambahkan pihaknya menangkap 40 pendukung Gaddafi.

Menurut dewan militer itu, para petempur mereka, Kamis menyerbu dari tiga front ke kota yang terletak di daerah Mediterania itu, salah satu dari kantong-kantong perlawanan terakhir Gaddafi.

Seorang juru bicara militer, Fathi Bashaga, mengatakan satu "pasukan besar" telah memasuki Sirte.

"Masih ada perlawanan tetapi para petempur kami akan dapat mengatasinya," katanya kepada seorang wartawan AFP.

"Mereka menyerang kami dengan mortir-mortir 40-43mm dan semua jenis senjata.

Satu konvoi petempur bertolak dari kota pelabuhan Misrata, sekitar 150km barat Sirte, Kamis pagi sebelum berpisah di satu pelintasan jalan kota Abu Qurin bagi satu serangan tiga penjuru terhadap Sirte.

Dewan militer mengatakan konvoi terdiri 900 mobil lapis baja itu bertujuan "membebaskan kota itu dsn membawa spanduk kemerdekaan."(antaranews)

Kalah 0-1 dari Myanmar, Indonesia Gagal

BANDA ACEH | ACEH MINUTES - Misi Indonesia untuk menembus semifinal Piala AFF U-19 terhenti sudah. Adalah kekalahan 0-1 dari sang tuan rumah Myanmar di partai penentuan Grup B mengakibatkan Timnas U-19 harus 'angkat koper' lebih cepat.

Pada laga terakhir Grup B yang dilangsungkan di Youth Training Centre, Yangoon, Jumat (16/9) malam WIB, Indonesia dipaksa keluar lapangan sebagai pecundang lewat gol tunggal Yan Naing Htwe pada menit 87. Kekalahan tersebut mengakibatkan tim asuhan Zulkifli Alfat ini cuma menduduki peringkat ketiga Grup B dengan poin 4, hasil sekali menang, sekali imbang, dan dua kali kalah. 

Sedangkan, Myanmar dipastikan melaju ke semifinal mendampingi Vietnam dengan status runnner-up. Meski sama-sama mencatatkan poin 10, Vietnam berhak sebagai juara grup karena unggul agregat gol. Negeri komunis itu sendiri pada laga bersamaan di Aung San Stadium, berpesta gol dengan marka 4-0 ke gawang Laos. 

Di babak perempat final, Myanmar akang menghadapi Thailand yang merupakan juara Grup A. Sementara Vietnam akan menghadapi runner-up Grup A yang hingga kini masih diperebutkan oleh Malaysia dan Kamboja.

Pertandingan Indonesia versus Myanmar yang dipimpin wasit Jovanie Villagracia asal Filipina tersebut sempat tertunda sekitar satu jam karena lapangan tergenang akibat diguyur hujan lebat. Begitu tarung berlabel 'hidup mati' itu dimulai, Timnas U-19 langsung mencoba tampil agresif untuk memburu kemenangan. Syarat wajib menang telak untuk membuka jalan ke semifinal memaksa Syahru Ramadhan dkk bermain ofensif. Sebaliknya, Myanmar yang cuma butuh hasil imbang juga tampil menggigit. Praktis, situasi ini membuat permainan berjalan menarik.

Bermain menekan sejak menit pertama, Indonesia mengurung pertahanan Myanmar untuk mencetak angka. Tapi, ketatnya pertahanan anak asuh Gerd Horst menggagalkan ambisi pasukan Kennedy.

Usai menutup babak pertama tanpa gol, 'Garuda Muda' kembali menggebrak di babak kedua. Tapi, lagi-lagi tangguhnya lini bawah Myanmar menjadi penghalang misi gol Zoel Fadli cs. Kegagalan ini menimbulkan rasa frustrasi di kalangan skuad 'Merah Putih'.

Momentum tersebut rupanya dioptimalkan sang tuan rumah. Tepat laga memasuki menit ke- 87, tendangan keras Yan Naing Htwe mendarat telak di gawang Indonesia. Buyarlah mimpi Timnas U-19 untuk melaju ke semifinal.

Vietnam berpesta
Pada pertandingan Grup B lainnya di Aung San Stadium, Vietnam menasbihkan diri sebagai pemuncak grup usai membantai Laos 4-0. Empat gol negeri komunis itu dicetak Ngo Van Tung menit ke-13, Nguyen Xuan Nam menit 37 dan 47, serta gol pamungkas Nguyen Viet Phong di menit ke-48.(serambinews.com)

Granat dan Puluhan Amunisi Ditemukan di Tong Sampah

Ilustrasi
MEDAN | ACEH MINUTES - Sebuah granat nenas dan puluhan amunisi dari berbagai jenis senjata api ditemukan dua petugas kebersihan di sebuah tong sampah di Jalan Asrama Kodim, Padang Hilir, Tebingtinggi, Sumatera Utara, Jumat (16/9).

Kapolres Tebingtinggi AKBP Robert Haryanto memastikan seluruh benda temuan itu masih aktif. Awalnya kata dia, dua petugas kebersihan, Usnul Abdi (25), dan Rusli (29) hanya menemukan granat nenas. Namun dari penyisiran yang dilakukan tim Gegana Brimob Tebingtinggi, di seputaran lokasi itu kembali ditemukan 27 butir amunisi pistol FN, terdiri dari 13 butir kaliber 9 mm, tujuh butir kaliber 6 mm, dan sisanya kaliber45 mm.

"Semuanya masih aktif, juga ada sebutir selongsong kaliber 6 milimeter," kata Robert yang dihubungi Jumat (16/9) sore.

Sejauh ini kepolisian masih terus menelusuri pemilik sekaligus motif granat dan amunisi itu dengan memeriksa intensif kedua petugas kebersihan. Minimnya hasil pemeriksaan membuat polisi tak berani menduga-duga tujuan pelaku meletakkan seluruh bahan peledak itu di pinggir jalan raya.

"Motifnya masih terus ditelusuri, jadi kalau ditanya apakah ada kaitannya dengan teroris, kami harus cek lagi," katanya.(serambinews.com)